MALANG: Ribuan Aremania, pendukung Arema FC menggelar doa bersama untuk memperingati 40 hari peristiwa tragedi Kanjuruhan yang menyebabkan 135 orang meninggal di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu 9 November 2022.
Aremania mulai mendatangi kawasan Stadion Kanjuruhan, pada Rabu petang kurang lebih pukul 18.30 WIB. Doa bersama tersebut dilakukan tepat di depan pintu masuk VIP Stadion Kanjuruhan dan diikuti oleh ribuan Aremania serta sejumlah elemen masyarakat lainnya.
Media Officer Arema FC Sudarmaji mengatakan bahwa dalam kesempatan itu seluruh pemain Singo Edan, manajemen, ofisial tim termasuk karyawan Arema FC mengikuti doa bersama untuk memberikan doa terbaik kepada korban tragedi Kanjuruhan.
"Kami ingin mengirimkan doa terbaik untuk para korban," kata Sudarmaji.
Sebelum memanjatkan doa untuk para korban meninggal dunia akibat tragedi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut, sejumlah perwakilan menyalakan lilin yang membentuk tulisan Arema.
Setelah itu, ribuan Aremania bersama sejumlah elemen masyarakat lainnya melantunkan doa bersama yang dimulai kurang lebih pada pukul 20.00 WIB. Terlihat seluruh pemain Arema FC juga turut serta dalam doa bersama untuk para korban tersebut.
Sementara itu, pelatih Arema FC Javier Roca menambahkan skuad Arema FC selalu mendoakan Aremania yang menjadi korban dalam peristiwa memilukan pada 1 Oktober 2022 tersebut. Ia berharap, para korban tersebut damai di sisi Sang Pencipta.
"Setiap ada kegiatan apa pun, kita selalu mendoakan Aremania yang menjadi korban. Semoga damai di sisi-Nya," katanya.
BACA:
Aremania Geruduk Kejari, Desak Berkas Perkara Tragedi Kanjuruhan
Sebelum mengikuti doa bersama tersebut, para pemain Arema FC juga menyempatkan diri untuk berdoa di depan pintu 13 Stadion Kanjuruhan. Pada pintu 13 itu, merupakan tempat dimana paling banyak korban meninggal dunia para malam tragedi itu.
Diketahui, pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.
Kerusuhan tersebut semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.
Akibat kejadian itu, sebanyak 135 orang dilaporkan meninggal dunia akibat patah tulang, trauma di kepala dan leher dan asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang. Selain itu, dilaporkan juga ada ratusan orang yang mengalami luka ringan termasuk luka berat.
(TOM)