MALANG : Bocah SD korban penganiayaan kakak kelas, MW, menjalani operasi kepala di RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Tindakan medis ini dilakukan karena ada pembekuan darah di dalam otaknya. Orang tua korban, Edi Subandi, mengakui dari hasil CT scan serta analisis dokter, diputuskan untuk melakukan tindakan operasi kepada anaknya MW.
"Rencananya jam 12 siang ini, operasi pengangkatan darah beku di otak. (Dilakukan operasi) kalau kenapa-napa nanti bisa terjadi kejang lagi," ucap Edi Subandi.
Dokter telah melakukan sejumlah pemeriksaan mulai dari CT scan, MRI, cek laboratorium, dan cek darah ke korban, sebelum memutuskan melakukan operasi di bagian kepala. "Semuanya sudah (diperiksa), rontgen, cek darah, cek lab, sama infus sudah terpasang, jam 12 kurang masuk ruangan operasi," tuturnya.
Menurut pria berusia 39 tahun ini tindakan dokter itu disebut yang terbaik demi mengurangi efek darurat yang dialami MW (7) terduga korban bullying. Apalagi sejak masuk di RSUD Kanjuruhan, korban tak mau dipasang infus sehingga berpengaruh pada kondisi trauma di kepalanya.
"Analisis dokter ambil langkah terbaiknya dilakukan tindakan operasi, ini tadi barusan (ruang emergency persiapan operasi), masuk (rumah sakit) hari Selasa sampai sekarang ini tadi Emergency mulai Selasa itu diinfus dia nggak mau," tuturnya.
baca juga : 319 Remaja di Tulungagung Terinfeksi HIV-AIDS, Didominasi Transmisi Seksual
Meski demikian Edi mengatakan kondisi anaknya selama tiga hari dirawat inap di RSUD Kanjuruhan terlihat sehat. Bahkan MW telah bisa bermain dan diajak berkomunikasi dengan intens.
"Kondisinya stabil normal nggak ada masalah, makan juga banyak, juga mainan, cuma itu tadi efek pembekuan itu tadi tempramen, salah sedikit agak emosi. Takutnya nanti kalau kenapa-napa bisa terjadi kejang lagi," katanya.
Diketahui, MW kembali dirawat di RSUD Kanjuruhan Kepanjen, setelah sempat dipulangkan dari RSI Gondanglegi pada Sabtu 26 November 2022. Siswa kelas II SD Jenggolo I Kepanjen ini diduga menerima tindakan perundungan dari tujuh kakak kelasnya, Jumat 11 November 2022.
Korban diseret dari sekolahnya di SDN Jenggolo yang berada di Jalan Raya Sengguruh, Kepanjen, Kabupaten Malang, ke Bendungan Sengguruh tak jauh dari sekolahnya. Setelah diduga dieksekusi korban ditinggalkan begitu saja sebelum akhirnya ditemukan pencari rumput yang membantunya menyeberangkan kembali ke sekolah.
Akibat kejadian itu korban mengeluhkan pusing dan mual, serta harus dilarikan ke rumah sakit (RS) Ramdani Husada, Jatikerto, Kromengan. Korban akhirnya dirujuk ke RSI Gondanglegi dan telah dirawat selama satu minggu hingga Kamis 24 November 2022 hingga keluar pada Sabtu 26 November 2022.
(ADI)