KEDIRI: Harga cabai yang terus melambung, tidak membuat petani di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, tersenyum. Sebaliknya, mereka justru merugi karena hasil panen turun 80 persen akibat terserang penyakit patek.
Saat ini, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Kediri melambung hinga tembus Rp 65 ribu pekilogramnya. Logikanya, petani cabai bisa meraup untung jika hasil panenya normal dan tidak terserang penyakit patek akibat intensitas hujan yang tinggi.
Ponianto, salah satu petani Desa Toyoresmi, Kecamatan Ngasem mengaku, tanaman cabainya yang masih berumur empat bulan ini telah diserang penyakit sejak Desember lalu.
"Akibatnya hasil panen menurun karena buah cabai membusuk sebelum tua, " keluhnya.
BACA: Puting Beliung Terjang Jember, Puluhan Rumah, 3 Orang Terluka
Petani mengaku biaya produksi mencapai Rp 20 juta. Sementara 6 kali panen, petani hanya mampu mengumpulkan uang Rp 20 juta. Jika normal lahan seluas 2800 meter persegi bisa menghasilkan 200 kilo sekali panen.
"Saat ini hanya 40 kilogram cabai rawit, " ucapnya.
Agar tidak merugi, petani juga terpaksa memanen tanaman cabai yang masih hijau, meski harga jualnya cukup rendah. bahkan petani berencana akan mengganti tanaman cabainya dengan tanaman jagung.
"Karena tanaman cabai banyak yang mati dan tidak mungkin dipertahankan, " ujarnya.
(TOM)