SURABAYA : Sebanyak 137 warga terjaring razia PPKM Darurat di Surabaya, Sabtu malam 3 Juni 2021. Mereka diberi sanksi dengan mendatangi tempat pemulasaraan jenazah di makam Keputih. Para pelanggar itu merupakan pemilik dan pengunjung warung yang masih beraktivitas hingga melebihi jam malam. Mereka diamankan dari beberapa tempat di Surabaya, mulai dari pusat kota hingga pinggiran.
"Total ada 137 orang yang kami bawa hingga pukul 23.00 WIB. Itu berasal dari semua kecamatan se Surabaya," kata Kasatpol PP Surabaya Eddy Christijanto, Minggu 4 Juli 2021.
Setelah mengikuti tour of duty ke makam, pagi ini mereka akan kerja bakti dan akan dilakukan tes swab. Bahkan, mereka nanti juga akan diperlihatkan proses pemandian jenazah dan juga akan diminta memberikan makan ODGJ di Liponsos.
"Ini untuk menumbuhkan kesadaran mereka, sehingga kami berharap mereka bisa menjaga protokol kesehatan bagi diri dan keluarganya," katanya.
BACA JUGA : Tegas, Ini Sanksi Pelanggar Prokes di Surabaya
Di hari pertama PPKM Darurat Tim Covid-19 Surabaya berkeliling ke sejumlah sudut kota dipimpin langsung Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Awalnya, rombongan ibu berangkat bersama-sama dari Balai Kota Surabaya-Gentengkali-Tunjungan-Embong Malang-Kedungdoro-Pasar Kembang-Banyuurip.
Lalu bergerak ke kawasan Sukomanunggal-Darmo Indah-Ngesong-HR Muhammad-Yonosoewoyo-Wiyung-dan Gunungsari. Selanjutnya ke Gunungsari-Karah-Jambangan-Gayungsari- A. Yani- Darmo-Basuki Rahmat-Embong Malang-Bubutan-Tugu Pahlwan- Kemayoran-Perak Barat. Lalu menuju Perak-Veteran-Pahlawan-Gemblongan-Gentengkali dan balik lagi ke Balai Kota Surabaya.
Saat keliling itu, Wali Kota Eri menemukan beberapa warung yang masih dibuka di atas pukul 20.00 WIB. Akhirnya, dia pun berhenti dan langsung meminta warung-warung itu untuk tutup. Bahkan, ada sebuah warung yang buka dan ternyata pengunjungnya minum miras.
Seketika pengunjung itu langsung diminta KTP dan langsung dibawa. Beberapa warung yang diketahui masih buka, pada saat itu langsung diminta tutup, dan para pengunjungnya yang melanggar protokol kesehatan langsung diminta KTP dan di bawa untuk ikut tour of duty ke makam.
"Mereka kita ajak tour of duty ke makam Keputih. Bisa dilihat nanti bahwa sampai 24 jam saudara-saudara kita masih melakukan pemakaman jenazah, dipikir bohong mungkin. Biar dilihat sendiri, ini lho dampaknya kalau tidak menjaga kesehatan, kalau melebihi jam malam. Ini lho perjuangannya petugas yang menggali kubur, ini lho perjuangan nakes," katanya.
Menurut Wali Kota Eri, ini penting untuk membuat sadar mereka. Dia juga berharap mereka sadar dari hatinya bahwa saat ini Surabaya kondisinya mengkhawatirkan, jangan malah abai terhadap prokes. "Jadi, kita sentuh hatinya supaya mereka sadar, sehingga bersama-sama menjaga prokes," ujarnya.
(ADI)