MALANG: Perihnya mata mulai berangsur pulih. Senyuman manisnya juga sudah merekah. Namun perih hati dan trauma atas Tragedi Kanjuruhan berujung 132 korban nyawa melayang belum bisa dilupakan.
Itulah gambaran perasaan yang ada ada di benak Faizha Zukhruf, salah satu korban Tragedi Kanjuruhan. Aremanita warga Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang itu sudah bertemu kembali dengan keluarganya usai menjalani perawatan di Rumah Sakit Wava Husada.
Ia tak banyak mengingat apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan malam itu. Yang pasti, ia berada di sektor 13 saat suara tembakan pertama gas air mata dilepaskan oleh Brimob menyalak.
"Kena tembakan gas air mata yang pertama itu. Saya langsung ditarik teman untuk keluar stadion, kemudian pingsan. Terbangun sudah dirawat di inap di Puskesmas desa, " kenangnya.
BACA: Kesaksian Palsu Penjual Dawet Kanjuruhan Terbongkar, Sebut Aremania Mabuk!
Setelah terbangun dari pingsan, yang ia rasakan sakit di sekujur tubuhnya. Matanya perih, dadanya sesak, kaki dan punggungnya memar bekas terinjak-injak.
"Sempat pulang ke rumah. Namun mual hingga muntah darah dan mimisan (hidung keluar darah). Kemudian di bawa ke Rumah Sakit Wava Husada, " ucapnya.
Kini usai 10 hari perawatan, ia diperbolehkan pulang. Dari riwayat sakitnya. Ia didiagnosis mengalami trauma thorax, dan reactive airways dysfunction syndrome (RADS) dengan keluhan sesak nafas.
"Sekarang sudah membaik, mata sudah tidak perih. Tapi dada masih sesak, kalau ingat peristiwa di Kanjuruhan, " ucapnya.
Disinggung terkait pernyataan Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo, yang menyatakan bahwa air mata tidak menimbulkan efek mematikan, membuat Faizha langsung meradang. Ia balik menantang polisi untuk ditembak gas air sama seperi seperti yang ia rasakan bersama ribuan Aremania.
"Ngejak guyon polisine. Sampek koyok ngene mosok gak ngefek. Ganti polisi seng ditembak, nek gak ngefek berarti yo bener omangane, (Mengajak bercanda polisi. Seperti ini dibilang tidak ada efek. Sekarang ganti polisi yang ditembak, kalau tidak ada efek, omangannya benar), " tantangnya sambil menunjuk mata kanannya yang masih diperban.
Sementara, soal pembiayaan pengobatannya di rumah sakit yang ditanggung pemerintah, Faizha mengaku belum ada dana santunan yang diterima.
"Belum ada, biaya pengobatan masih bayar sendiri, " ucapnya.
(TOM)