SIDOARJO: Meski dilarang pemerintah, para pedagang baju bekas impor (thrifting) di Kabupaten Sidoarjo, saat ini masih terlihat berjualan. Menjelang lebaran, tempat penjualan baju bekas impor ramai didatangi pembeli.
Di Kabupaten Sidoarjo, baju bekas impor masih menjadi pilihan sejumlah warga, untuk dipakai saat lebaran tahun ini. Warga terlihat mencari barang thrifting yang tersisa, di tengah keputusan pemerintah melarang masuknya pakaian bekas ke Indonesia.
Baju bekas impor memang masih menjadi pilihan warga, karena kualitasnya masih bagus dan harganya terjangkau. Keberadaan toko thrifting ini, sangat membantu kelompok masyarakat marginal, yang berpenghasilan rendah dan tidak mendapatkan THR.
BACA: Ratusan Santri di Jombang Mudik Lebih Awal
Bagi masyarakat bawah, membeli pakaian thrifting sudah keren, karena kualitas bagus dengan harga miring. Uang sisa yang mereka miliki, bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lebaran lainnya.
"Bemerk dan barangnya bagus. Harganya juga cukup terjangkau, " ucap Rudi Hartono, pembeli baju bekas impor.
Sementara itu penjual baju thrifting mengaku, saat ini mereka tinggal menghabiskan stok hingga lebaran. Sebab pemerintah melarang baju bekas impor masuk ke Indonesia, karena dinilai membunuh UMKM di tanah air.
"Kalau dilarang sama saja membunuh usaha kami. Terus saya kerja apa jika tidak jualan, " keluh Palermo Diaz, salah penjual baju bekas impor.
(TOM)