Terkait Penganiayaan Dosen UINSA, Polisi Tunggu Hasil Visum

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA :  Penyidik Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya telah mendalami kasus dugaan penganiyaan dosen di Universitas Islam Negeri Surabaya (UINSA). Selain sudah meminta keterangan pelapor, polisi juga juga sudah melakukan visum.

"Kami tunggu hasil visum. Kemungkinan besok atau lusa hasilnya keluar," ungkap Kanit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, Iptu Agung Kurnia Saputra.  

Dengan adanya pendalaman itu, Agung sekaligus membenarkan adanya laporan polisi bernomor: STTLP/B/736/VIII/RES.1.6/20/Jatim/Polrestabes ini berisi terntang Dr Ahmad Nur Fuad, MA (56) Wadir Pasca Sarjana UIN Surabaya dianiaya oleh SU (57) ketua Prodi Studi S2 Islam UIN Sunan Ampel Surabaya.

“Benar ada laporan dari dosen tersebut, masih didalami,” terangnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Fuad menjelaskan bahwa dirinya memperoleh Beasiswa dari Kemenpora. Hanya saja, sebagai atasannya, SU merasa tak dihargai. Sampai akhirnya Fuad dan SU bertemu di tuangan dan terjadi kesalahpahaman. Hingga SU diduga melakukan tindakan anarkis dengan memukul beberapa kali ke Fuad di ruangannya.

Kedua petinggi sekaliagus pendidik ditingkat universitas ini pun bersitegang dan menghadap ke pimpinan universitas. Hanya saja keduanya tak mendapatkan titik terang.

“Saya sudah menjelaskan tapi dia (SU) tak mendengarkan. Jadi pemukulan ini pun saya laporkan ke polisi seusai mendapatkan ijin dari pimpinan Universitas. Bahkan ada rapat Senat untuk membahas perkara ini,” jelas Fuad melalui siaran persnya.

Sementara itu, Rektor Prof. H. Masdar Hilmy, mengatakan bahwa kejadian itu benar adanya. Rektor pun mengatakan bahwa kemarin Selasa 11 Agustus ia telah memanggil kedua pihak untuk dimintai kejelasan terkait duduk perkara. Selaku pimpinan, Rektor menyayangkan tindak kekerasan fisik yang dilakukan. 

“Apapun bisa dibicarakan. Jangan sampai ada kekerasan fisik. Saya sudah sampaikan itu. Tapi memang yang bersangkutan mengaku khilaf karena sedang marah,” ujar Prof. Masdar 
 


(ADI)

Berita Terkait