MALANG: Banjir masih menjadi ancaman bagi warga Kota Malang, Jawa Timur. Tingginya curah hujan kerap membuat sejumlah lokasi tergenang.
"Sesuai peta bencana, penyebab banjir karena kontur wilayah, sistem drainase dan perilaku masyarakat," terang Kepala BPBD Kota Malang Prayitno soal rentannya Malang terhadap banjir, Selasa, 2 Mei 2023.
Masyarakat yang membuang sampah secara sembarangan membuat drainase tersumbat. Selain itu, kondisi daerah aliran sungai kian menyempit.
"Memelihara alam menjadi yang utama. Sungai di hulu 7 meter, di ujung (hilir) jadi 70 sentimeter," katanya.
Ia menjelaskan sudah memiliki peta banjir sehingga secara faktual Kota Malang masih dalam ancaman bencana tersebut.
BACA: Tebing Longsor, Puluhan Warga Malang Mengungsi
"Sepanjang 2022 terdapat 479 bencana, sebanyak 211 kejadian di antaranya banjir," ungkapnya.
Sedangkan 2023 ini belum dilakukan rekapitulasi secara keseluruhan. Yang pasti, terjadi 12 sampai 13 bencana banjir tiap bulannya.
"Saat ini curah hujan naik 20%. Ramalan BMKG seharusnya Februari selesai, tapi April nyatanya hujan masih terjadi," ujarnya.
Sementara banjir setinggi 10-80 sentimeter melanda sejumlah lokasi di Kota Malang sejak Jumat (28/4) lalu. Tingginya curah hujan membuat sungai dan drainase tak mampu menampung banyaknya debit air.
Air meluap sehingga menggenangi jalan raya dan permukiman warga. Banjir tersebar di Kecamatan Klojen meliputi Bareng, Comboran dan Raya Langsep. Di Kecamatan Sukun, banjir melanda Jalan Mulyosari, Raya Bandulan, Simpang Sukun Timur, Janti Selatan, Jalan Kemantren dan Kacuk.
Banjir di Kecamatan Kedungkandang meliputi Jalan Kolonel Sugiono dan Jalan Muharto. Di Kecamatan Lowokwaru banjir menggenangi Jalan Simpang Gajayana dan Jalan Joyo Tambaksari.
(TOM)