MALANG: Sebuah spanduk ajakan untuk tidak memilih atau golongan putih (golput) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 membentang di jembatan penyeberangan di Jalan Jenderal Basuki Rachmat, Kota Malang, Jawa Timur. Spanduk itu disebut bentuk kekecewaan masyarakat Malang terhadap penanganan perkara Tragedi Kanjuruhan.
Berdasarkan pantauan Medcom.id, spanduk itu sudah sepekan terakhir terpajang di atas jalan kawasan Kayutangan Heritage. Pada spanduk berwarna hitam itu terdapat tulisan "2024 Golput, Pilihan Realistis atas Matinya Keadilan di +62".
Saat dikonfirmasi, Koordinator Tim Gabungan Aremania (TGA), Dyan Berdinandri, mengaku tidak mengetahui pihak yang memasang spanduk '2024 Golput' itu. Namun ia menilai bahwa spanduk itu bisa jadi merupakan bentuk kekecewaan masyarakat atas penegakan hukum yang ada.
"Itu sangat wajar, golput menjadi pilihan yang realistis untuk tahun 2024. Mungkin itu bentuk kekecewaan atas keadilan yang mati di kasus Tragedi Kanjuruhan," katanya, Selasa 28 Maret 2023.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Malang, Aminah Asminingtyas, mengaku pihaknya prihatin atas spanduk '2024 Golput' tersebut. Ia menyayangkan adanya seruan ajakan golput di wilayah Kota Malang.
BACA: Kecewa Vonis 3 Terdakwa Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM Minta JPU Banding
"Turut prihatin dan sangat disayangkan sikap tersebut," katanya.
Meski begitu, Aminah menegaskan pihaknya tidak memiliki wewenang untuk menindaklanjuti keberadaan spanduk itu. Ia menyebutkan penindakan atas spanduk tersebut merupakan wewenang dari Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
"Sedangkan kami sebagai penyelenggara Pemilu yang bisa kami lakukan adalah kolaborasi dan sinergi dengan berbagai entitas politik serta masyarakat untuk sosialisasi dan peningkatan literasi politik dan pemilu agar warga Malang dapat menyalurkan hak politisnya dalam Pemilu," jelasnya.
Sedangkan, Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Malang, Alim Mustofa, mengimbau kepada warga Kota Malang agar tidak terprovokasi atau mengikuti ajakan golput dari pihak manapun. Ia pun berharap sikap golput itu tidak dilakukan masyarakat Malang.
"Harapan kami, ajakan Golput itu tidak ada. Kalau kemudian ada beberapa kelompok yang kecewa terhadap proses sesuatu (hukum), itu kan tidak ada hubungannya dengan Pemilu," katanya.
Sebanyak 135 orang meninggal dunia akibat kerusuhan yang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. Pada Tragedi Kanjuruhan ini, ratusan orang lainnya mengalami luka-luka dan sebagian di antaranya dirawat di rumah sakit.
(TOM)