SURABAYA: Pakar Kimia dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Profesor Fredy Kurniawan menyebut gas air mata kedaluwarsa maupun tidak saat Tragedi Kanjuruhan tetap saja berbahaya bagi manusia.
"Soal gas air mata kadaluwarsa. Ada dua kemungkinan yang terjadi. Kemampuan gas air mata menurun membuat iritasi. Namun, sebaliknya bisa saja semakin mematikan karena beracun, " ucapnya.
Dijelaskan Profesor Fredy, zat yang ada di dalam gas air mata itu berisi bahan kimia berbahaya. Manusia yang terlalu banyak menghirup zat kimia bisa menyebabkan keracunan hingga meninggal dunia.
"Yang kedaluwarsa ini tergantung pecahan senyawanya menjadi apa. Bisa jadi HCl, bisa menjadi yang lain. Efeknya bisa lebih berbahaya. Ini kan karbonmonosida, bisa sangat toxic, beracun, " ujarnya.
BACA: Hujan Air Mata Warnai Pemakaman Cicit Kiai Sepuh NU, Korban Kanjurahan Ke-132
Terkait temuan beberapa korban meninggal pada tragedi Kanjuruhan yang membiru, Fredy tidak bisa memastikan apakah hal itu karena gas air mata yang kedaluwarsa atau karena sebab lainnya.
"Gas air mata ini kan bisa membuat iritasi mata, iritasi kulit dan menganggu pernafasan, ini yang berbahaya. Makanan kadaluwarsa aja berbahaya, apalagi ini, " ucapnya.
Sebelumnya, Polri mengakui adanya gas air mata kedaluwarsa yang ditembakan saat tragedi Kanjuruhan, pada Sabtu 1 Oktober 2022. Polri mengklaim gas air mata yang kedalauwarsa kemampuannya pasti menurun.
(TOM)