SURABAYA : Tak hanya dikenal sebagai santri yang tekun, Kyai Syaikhona Kholil juga pengarang kitab dan pembuat kaligrafi handal. Saat di Makkah, beliau sering menulis karya-karya berupa risalah yang kemudian dijual seharga 200 real per kitab. Selain menjual karya-karya tulisnya, beliau pun sering membuat kaligrafi lalu menjualnya. Dengan cara inilah, beliau mampu bertahan hidup dan memenuhi kebutuhannya.
Beberapa karya tulis beliau antara lain:
1. Kitab Silah fi Bayanin Nikah
Kitab ini menguraikan tata cara, adab dan hukum pernikahan. Dalam karya ini, pemikiran Kiai Kholil dipengaruhi oleh Imam Syafi?i.
2. Kitab Terjemah Alfiyah
Kitab ini masih berupa manuskrip dengan tulisan tangan asli beliau yang diperkirakan selesai ditulis pada tahun 1924 lengkap dengan stempel berupa cincin bertuliskan Kholil.
3. Shalawat Kiai Cholil Bangkalan
Shalawat ini disusun oleh K.H. Muhammad Kholid dalam Kitab I’anatur Roqibin dan dicetak di Pondok Pesantren Rodlatul Ulum, Sumber Waringin Jember.
4. Kumpulan wirid Kiai Cholil Bangkalan
Kitab ini disusun oleh K.H. Musthofa Bisri Rembang dengan nama Kitab Haqiban.
5. Kitab Al-Matnas-Syarif al-Mulaqqab bi Fat-hil Latif
Kitab ini berisi tentang ilmu fiqh yang merupakan salah satu kajian fundamental dalam Islam. Hanya saja, kitab yang berisi 52 halaman ini pernah menjadi kitab referensi yang paling dikenal. Hal ini dikarenakan beliau menuturkan kajian fiqh dengan lebih lugas dan mudah dipahami oleh masyarakat awam sekalipun.
Tidak menutup kemungkinan jika karya tulis beliau jauh lebih banyak dari apa yang telah penulis jabarkan. Hal ini terjadi karena adanya kemungkinan bahwa manuskrip beliau sudah tersebar luas. Sehingga penulis sendiri merasa kesulitan untuk menghimpunkannya menjadi sebuah penjabaran yang utuh. Apalagi jika diingat bahwa beliau sudah sering menjual hasil karyanya sejak masih belajar di Mekah.
Kiai Kholil meninggal di Marjasah, Bangkalan tepat pada tanggal 29 Ramadan 1343 Hijriyah atau sekitar tahun 1925 Masehi. Artinya, beliau meninggal pada usia sekitar 105 atau 106 tahun. Petilasan beliau yang terletak di Komplek Pasarean Syekh Muhammad Kholil, Bangkalan, Madura masih terawat hingga saat ini.
(ADI)