Mentan Inginkan Komoditas Kakao Jadi Andalan di Tengah Pandemi 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (dua dari kiri) mencicipi kakao produksi pengolahan Mojopahit, Mojokerto (foto/metrotv) Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (dua dari kiri) mencicipi kakao produksi pengolahan Mojopahit, Mojokerto (foto/metrotv)

MOJOKERTO : Kementerian Pertanian berkeinginan agar industri hulu hilir pengolahan kakao Mojopahit di Kabupaten Mojokerto menjadi contoh bagi daerah lain.Pihak kementerian siap membantu kebutuhan untuk pengembangan industri tersebut.

Hal itu disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat meninjau industri hulu hilir pengolahan kakao mojopahit di Desa Randugenengan, Kecamatan Dlanggu,Kabupaten Mojokerto. Di tempat ini, kakao dari kebun diolah menjadi tiga produk, yakni bubuk cokelat, minyak cokelat dan candy. 

Mentan menjelaskan produk kakao dalam negeri mempunyai cita rasa berbeda dengan cokelat dari negara lain, karena Indonesia termasuk negara tropis. Industri pengolahan kakao mempunyai prospek tinggi karena cokelat menjadi kebutuhan masyarakat dunia. 

"Harga kakao tidak pernah jatuh meski di tengah lesunya perkonomian saat pandemi covid-19. Sebab setiap orang akan butuh imun yang lebih baik dengan banyak mengonsumsi cokelat lebih banyak," ungkapnya. 

Oleh sebab itu, kata Yasin industri pengolahan kakao di dalam negeri harus ditingkatkan. Salah satunya dengan dengan mencontoh industri hulu hilir pengolahan kakao cokelat mojopahit di Mojokerto. 

"Industri yang dikelola gabungan kelompok tani kakao ini sudah mampu menghasilkan produk olahan cokelat paling akhir," terangnya. 

Meski layak menjadi contoh, industri hulu hilir pengolahan kakao mojopahit masih perlu untuk dikembangkan. Yasin menegaskan, Kementerian Pertanian siap membantu pengembangan industri tersebut dengan suntikan anggaran dari pemerintah. 

Industri hulu hilir pengolahan kakao cokelat mojopahit di Mojokerto sendiri  telah mengolah dua hingga tiga ton kakao per hari. Dengan kapasitas tersebut, industri ini mampu menyerap hasil panen para petani di 21 Kabupaten di Jawa Timur. 



 


(ADI)

Berita Terkait