Kagumi Habibie, Pelajar Pasuruan Dapat Bea Siswa ke Rusia

Muhamad Reza Syah Pahlevi Muhamad Reza Syah Pahlevi

PASURUAN:  Berawal dari kekagumannya pada pesawat terbang,  Muhamad Reza Syah Pahlevi (18), bermimpi untuk bisa membuatnya sendiri. Kini, mimpi itu hampir nyata setelah mendapatkan bea siswa pendidikan dari Rusia.

Pelajar lulusan Madrasah Aliyah Unggulan Ammanatul Ummah Surabaya itu  tampak berbunga-bunga saat di datangi dirumahnya, Desa Kemirisewu, Kecamatan Pandaan,  Kabupaten Pasuruan,  Jawa Timur.

Reza, panggilan akrabnya, menjadi salah satu dari 161 pelajar Indonesia yang berhasil mendapatkan beasiswa pendidikan  ke rusia pada 2020 ini. Jika tidak ada kendala, anak semata wayang pasangan Muhamad Zainun Jinan dan Widya Astuti akan terbang ke Rusia, September mendatang.


Untuk mendapatkan beasiswa dari Rusia, perjuangan Reza tidak mudah. Sebab, pesainnya berjumlah ribuaan dari seluruh pelajar Indonesia.  Mulai dari seleksi persyaratan administrasi, tes tulis  hingga tes wawancara oleh kedutaan Rusia di Jakarta.

Reza  mengaku senang mendapatkan beasiswa ino.  Sebab dengan beasiswa ini dirinya dapat mewujudkan cita-citanya untuk dapat memajukan dunia penerbangan di Yndonesia.  Yakni  membuat pesawat yang bisa menjangkau kepulauan terkecil di Indonesia.

"Pertama kali diajak ayah naik pesawat, rasanya seperti gimana gitu. Sejak itu saya kagum dengan pesawat. Sempat ingin jadi pilot, tapi sadar diri, badan saya kurang tinggi. Akhirnya belajar mesin pesawat, jadi bengkelnya atau apa saja yang berhubungan dengan pesawat, " kenang Reza yang mengaggumi BJ Habibie ini.  

Sementara  Muhamad Zainun Jinan  mengatakan dirinya hanya bisa mendukung dan mendoakan agar anak sewata wayangnya bisa sukses menepuh pendidikan tinggi di luar negeri agar dapat membanggakan nama Indonesia.

"Sejak SD kalau menggambar ya pesawat terbang atau roket, tidak pernah menggambar yang lain. Mudah-mudahan cita-citanya tercapai, " ucap Zainun.

Bahkan, lanjut Zainun, saat duduk di bangku SMP, Reza pernah minta dibelikan drone. Meski tak punya uang akhirnya tetap dicarikan melihat semangat anaknya untuk belajar tentang pesawat sangat kuat.

"Waktu itu minta dibelikan drone, saya pas lagi tidak punya uang. Setelah dapat uang, saya belikan drone seharga satu sepeda motor, " kenang Zainun tersenyum.

Tak sia-sia perjuangan Zainun dan istrinya untuk menuruti keinginan putranya. Drone seharga motor itu menjadi penyemangat anaknya untuk meraih cita-cita bisa membuat pesawat sendiri hingga akhirnya mendapatkan bea siswa ke Rusia.


(TOM)

Berita Terkait