SURABAYA : KONI Jawa Timur meluncurkan Institut Sport Science (ISS). Program ini ditujukan untuk meningkat prestasi hingga kesejahteraan atlet. Targetnya atlet Jatim bisa bersaing di tingkat Asia Tenggara hingga dunia.
Kegiatan program ISS ini menjadi tantangan baru untuk pelatih dari masing-masing cabang olahraga (cabor). Mereka dituntut mengembangkan materi baru dalam setiap latihan. Kemudian, menciptakan relasi yang bagus dengan atlet. Termasuk memperhatikan kehidupan atlet.
Direktur Badan Sports Science KONI Jatim Toho Cholik Mutohir mengatakan relasi yang bagus dipadu dengan data akurat akan melahirkan atlet potensial. Untuk itu, pengurus cabor harus mulai mencari bibit baru dan digembleng di ISS. Sehingga visi dan misi ISS yakni mencetak atlet berkualitas bisa terwujud.
"Harus dicari mulai sekarang. Kemudian dikaji dengan data analisis. Termasuk di nomor cabor yang selama ini kosong," kata Toho, Kamis 30 Desember 2021.
Baca Juga : Hacker Retas Situs PSSI Usai Timnas DIbantai Thailand
Toho mengatakan pada PON 2021 lalu, Jatim tanpa atlet di beberapa cabor. Pada atletik, misalnya. Jatim hanya mengirim atlet pada 26 nomor saja. Padahal, atletik mempertandingkan 46 nomor. "Kami harus segera mendapatkan atlet yang prospek. Mumpung masih ada waktu tiga tahun lagi sebelum PON berikutnya, kami harus bisa bersaing lebih baik lagi," tambah Toho.
Sementara itu, Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung mengaku senang dengan program baru ini. Hal itu membuat federasi dan pelatih harus lebih kreatif membuat variasi latihan baru. Termasuk menjaga hubungan baik dengan atlet.
"Kami butuh sports science karena target kami bukan hanya di PON. Tapi juga pada kejuaraan single event maupun multi event yang bertaraf internasional," jelas Erlangga.
Dia menjelaskan, jika program ini berjalan lancar, maka bisa dipastikan Jatim akan menyumbang banyak atlet di beberapa ajang. Sebut saja SEA Games, atau pun Asian Games. Dia juga yakin atlet Jatim bisa bersaing.
"Istilahnya kami mulai melakukan champions by design. Poin of view kami sudah bukan PON. Tapi kejuaraan internasional. Kalau kejuaraan internasional mulus, PON pasti berjalan bagus," jelas Erlangga.
Dia menyebut Jatim sudah memiliki beberapa atlet potensial. Pada cabor renang saja, Jatim menjadi juara umum di PON dengan torehan 14 emas, 7 perak, dan 9 perunggu. "Tapi apakah mereka bisa bersaing di level internasional? Untuk level Asia Tenggara saja masih jauh. Itu yang terus kami kejar ke depan," pungkasnya.
(ADI)