Pengemudi pikap Muhammad Ravi Khasha Al-Habsy memberi pengakuan mengejutkan atas kecelakaan maut tersebut. Dia mengaku melihat seorang nenek yang menyeberang jalan secara tib-tiba, sehingga dia spontan membanting setir ke kiri. Saksi mata Novan Aditya membenarkan sopir pikap tiba-tiba membanting setir ke kiri saat melaju dengan kecepatan sedang dari Malang menuju Lumajang. Padahal saat itu kondisi jalan sedang sepi dan tidak ada apa-apa.
"Kalau sopirnya bilang ke saya, saat itu ia melihat seolah-olah ada orang tua menyeberang, sehingga ia pun membanting setir untuk menhindari orang tua itu. Padahal orang tua itu sebenarnya tidak ada," ucapnya.
Akibat kecelakaan itu, menurut Novan, Gendut Mulyono dan Mat Badri yang sedang berbincang santai di pagar rumahnya terlindas mobil tersebut. "Pak Gendut terlindas pergelangan kakinya. Sedangkan Pak Mat Badri terlindas paha kanannya," ujarnya.
Baca juga : Lapas Porong Gelar Vaksinasi covid-19 Dosis Ketiga
Kasatlantas Polres Malang, AKP Agung Fitriansyah mengatakan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.15 WIB. Kendaraan roda empat yang dikemudikan Muhammad Ravi melaju dari arah Malang menuju Lumajang dengan kecepatan sedang.
"Sesampainya di TKP mobil mengalami oleng dan pengemudi tidak dapat menguasai setir dan rem, sehingga membanting stir ke kiri dan menginjak gas," tutur Agung.
Mobil pikap langsung menghantam rumah Mat Badri. Sementara Gendut Mulyono, korban saat itu sedang berbincang-bincang bersama Mat Badri di pagar rumah Mat Badri. Nahas saat asyik berbicara itulah sebuah mobil menerjang dan menindas keduanya.
(ADI)