Jika Hujan 1 Jam, Warga Lereng Gunung di Batu Diminta Evakuasi Mandiri

Apel gelar pasukan Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di wilayah Kota Batu pada musim hujan tahun 2022/2023, Kamis 3 November 2022. Medcom.id/ Daviq Umar Al Faruq Apel gelar pasukan Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di wilayah Kota Batu pada musim hujan tahun 2022/2023, Kamis 3 November 2022. Medcom.id/ Daviq Umar Al Faruq

BATU: Warga Kota Batu, Jawa Timur, yang tinggal di lereng gunung atau dataran rendah diminta segera melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan intensitas tinggi atau lebat dengan durasi lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 50 meter.

"Penanggulangan bersifat preventif dengan membuka ruang yang lebih luas untuk pencegahan, dan menjadikan keluarga tangguh bencana sebagai dasar dari pencegahan bencana," kata Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf Mohammad, Imam Gogor Agnie Aditya, Kamis, 3 November 2022.

Gogor menjelaskan bahwa Kota Batu akan mengalami puncak musim hujan pada Januari 2023. Berkaca dari tahun lalu, Kota Batu termasuk wilayah dengan indeks resiko bencana sedang.

BACA: Kalibaru Banyuwangi Diterjang Banjir, 9 Rumah Hanyut

"Untuk menanggulangi resiko bencana, dibentuk Tim Komando Penanggulangan Bencana Kota Batu yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat," jelasnya.

Tim Komando penanggulangan bencana tersebut terbagi dalam beberapa klaster. Antara lain, klaster ekonomi, klaster pendidikan, klaster kesehatan, klaster sarana prasarana, dan berbagai klaster lainnya.

Gogor berharap semua pihak berkoordinasi untuk mengkaji, mengidentifikasi dan aktivasi pos komando siaga darurat bencana. Kemudian juga melakukan pengecekan kesiapan dan penyediaan bahan, menjalankan patroli susur sungai, perempesan atau pemotongan pohon, dan pemeliharaan atau penguatan bangunan milik pemerintah.

"Selain itu, perlu dilakukan sosialisasi bencana dan evakuasi masyarakat yang terancam bencana. Untuk itu harus dilaksanakan pengamatan, kajian dan analisis tentang gejala bencana dan penyebarluasan informasi peringatan bencana," jelasnya.

Untuk menjaga perekonomian, Gogor mengarahkan untuk melakukan stabilisasi harga komoditas pangan akibat bencana dan cuaca ekstrim, simulasi, gladi dan latihan terpadu menghadapi bencana, serta penggunaan belanja tidak terduga untuk mengatasi dampak ekonomi karena bencana.

Pengelola satuan pendidikan memperhatikan tiga pilar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), dengan pemantauan dan koordinasi bersama wali murid dan pihak sekolah. Masyarakat juga diminta menyiapkan jalur dan tempat evakuasi berbasis keluarga, membiasakan melihat prakiraan cuaca, serta mengenal potensi bencana menggunakan aplikasi InaRisk Personal.

 


(TOM)

Berita Terkait