JAKARTA : TikTok, aplikasi yang populer di kalangan milenial, akan menonaktifkan fitur download atau unduhan untuk video yang dibuat pengguna di bawah usia 16 tahun. Ketentuan terbaru itu, dilakukan TikTok untuk mengetatkan kontrol privasi terhadap pengguna, khususnya untuk kalangan remaja.
Dalam pengumuman baru-baru ini, manajemen TikTok menyatakan, kebijakan baru tersebut akan menyasar para pengguna berusia 13-17 tahun, dan akan diterapkan secara global dalam beberapa bulan mendatang. Total ada lima ketentuan baru yang akan diterapkan TikTok untuk pengguna remaja. Berikut lima ketentuan tersebut :
1. Sebuah pop-up akan muncul di layar untuk mengonfirmasi pengguna remaja di bawah usia 16 tahun untuk memilih siapa yang dapat menonton video mereka sebelum diposting/diunggah.
2. Bagi pengguna berusia 16-17 tahun dapat mengaktifkan pengaturan fitur yang memungkinkan munculnya pop-up tersebut serta dapat memilih siapa yang dapat mengunduh video publik mereka.
3. Fitur 'download' atau unduhan akan dinonaktifkan secara permanen terhadap konten-konten yang dibuat oleh pengguna remaja berusia di bawah 16 tahun. Itu berarti video yang dibuat oleh pengguna Tiktok yang berusia 13 hingga 15 tahun sudah tidak diizinkan untuk diunduh oleh pengguna lain.
BACA JUGA : Awas Penyadapan WhatsApp, Begini Cara Mengetahuinya
4. TikTok juga akan meniadakan fitur 'Direct Messaging' atau pesan langsung bagi akun pengguna yang berusia 16 dan 17 tahun. Namun, pengguna dapat mengubah opsi.
5. TikTok akan mengurangi 'waktu pemberitahuan' atau 'Push Notifications'. Bagi akun pengguna yang berusia 13-15 tahun tidak akan lagi menerima notifikasi mulai pukul 21.00. Untuk pengguna yang berusia 16 dan 17 tahun dibatasi notifikasinya hingga pukul 22.00.
Pimpinan Child Safety Public Policy TikTok, Alexandra Evans, mengatakan langkah ini dilakukan untuk menjawab tudingan bahwa perusahaan asal China ini gagal melindungi anak-anak dari iklan tersembunyi dan konten yang 'tidak pantas'.
"Proses membuat TikTok memang menyenangkan dan kreatif, memilih musik, efek, dan mendapatkan transisi yang tepat, tetapi sama pentingnya untuk memilih dengan siapa video itu akan dibagikan," kata Alexandra Evans bersama Kepala Pimpinan Privasi TikTok, Aruna Sharma, dalam sebuah postingan, dilansir Reuters, baru-baru ini.
(ADI)