Kampung Unik di Buleleng, Semua Warga Berbicara Pakai Bahasa Isyarat

Kampung Buleleng menggunakan isyarat untuk berkomunikasi setiap hari (Foto / Istimewa) Kampung Buleleng menggunakan isyarat untuk berkomunikasi setiap hari (Foto / Istimewa)

SURABAYA : Kampung unik di Buleleng sangat menarik untuk dijelajahi. Ya, sudah menjadi hal umum jika Buleleng di Bali memiliki destinasi menarik untuk dikunjungi. Apalagi jika singgah ke salah satu desa yang bernama Bengkala. Desa Bengkala merupakan desa unik yang berada di kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali. Desa ini juga dikenal sebagai desa bisu dan tuli.

Desa ini terletak di Kabupaten Buleleng di Bali dan dikenal memiliki bahasa isyarat unik yang disebut Kolok. Di desa ini, banyak penduduk yang terlahir tuli dan penggunaan Kolok telah menjadi kehidupan sehari-hari mereka. Seiring berjalannya waktu, masyarakat telah membangun pengalaman bersama ini untuk menciptakan lingkungan yang benar-benar inklusif dan mendukung.

Semua orang dapat berkomunikasi secara efektif satu sama lain, tanpa memandang kemampuan pendengaran. Diketahui ada puluhan warga desa yang bisu dan tuli tinggal di desa ini. Bentuk komunikasi yang dilakukan tak lain menggunakan bahasa tubuh, yang dalam bahasa Bali dikenal dengan nama kolok ningeh atau Kata Kolok.

baca juga : 6 Kampung Mati Ini Sudah Dihapus dari Peta Indonesia, Ini Ulasannya

Menariknya orang-orang tanpa keterbatasan, yang tinggal di desa tersebut turut belajar bahasa isyarat guna memudahkan untuk berkomunikasi dengan warga tunarungu di desa. Masyarakat hidup berdampingan dengan baik, tanpa ada diskriminasi terhadap kekurangan yang dimiliki. Tenaga pendidik di sekolah-sekolah selain mengajar menggunakan bahasa lisan dan tulisan, juga menggunakan bahasa isyarat untuk mengajar.

Jadi, hampir semua warga mengenal komunikasi dan berinteraksi baik dengan warga tunarungu di sini. Komunitas Masyarakat Tunarungu di Desa Bengkala Keberadaan warga tunarungu tersebut sudah ada sejak tujuh generasi. Masyarakat tunarungu di desa ini pun membentuk komunitas tersendiri di Desa Bengkala.

Meskipun memiliki keterbatasan, masyarakat tunarungu di desa ini sangat aktif belajar seni dan budaya tradisional Bali. Bahkan hal tersebut diwujudkan dalam pementasan kesenian tradisional, janger kolok yang memberikan keunikan dan ragam bentuk budaya-budaya yang ada di Bali. Warga bisu dan tuli di desa ini secara lincah menarikan tarian Janger Kolok.

Legenda Tentang Desa Bengkala Warga desa percaya, jika warga tunarungu ada karena kutukan. Dalam legenda tersebut diceritakan ada dua kelompok dalam suatu desa, di mana keduanya menyembah dewa dan kelompok satunya memilih untuk tidak menyembah Dewa dan memutuskan keluar desa sambil membawa emas. Saat kelompok tersebut keluar dari desa dan dipanggil, namun tidak berbalik arah maka dikutuklah mereka agar tidak bisa mendengar dan berbicara, dan kelompok warga tersebut menetap di Bengkala.

baca juga : Menilik Sejarah Asal Usul Jamu, Ternyata Sudah Ada sejak Kerajaan Mataram

Di samping itu, ada catatan berbentuk lempengan tembaga dari zaman pemerintahan Paduka Sri Maharaja Haji Jayapangus Arkaja China (1133-1173 Masehi), ditemukan data mengenai Desa Bengkala. Prasasti ini berangka tahun saka 1103 atau 22 Juli 1181 Masehi, dan ditemukan pada tahun 1971. Menurut catatan tersebut, sudah dapat disimpulkan, Desa Bengkala telah ada sejak dahulu kala.

Keindahan Desa bengkala Desa Bengkala tidak hanya terkenal karena bahasa isyaratnya yang unik, tetapi juga memiliki keindahan alam yang menakjubkan. Desa ini dikelilingi oleh perbukitan dan sawah yang hijau, menawarkan pemandangan indah dan menenangkan. Anda dapat mengunjungi desa ini untuk melihat rumah-rumah tradisional Bali yang masih dipertahankan dengan baik dan mempelajari budaya lokal dari penduduk setempat.

Desa Bengkala juga terkenal dengan kerajinan tangan seperti anyaman bambu dan tenun ikat tradisional yang dibuat oleh para wanita di desa. Jika Anda suka dengan petualangan dan aktivitas fisik, Anda dapat mencoba trekking di sekitar desa atau mengunjungi Air Terjun Gitgit yang berjarak sekitar 30 menit perjalanan dari Desa Bengkala. Di sana, Anda akan merasakan suasana yang damai dan menikmati keindahan alam yang luar biasa.


(ADI)

Berita Terkait