SURABAYA: Kangen suara Mel Shandy? Jangan khawatir, Lady Rocker era 80-90 an itu sudah kembali ke dunia musik. Bahkan akan menyapa penggemarnya di Surabaya lewat gelaran bertajuk “Special Rock Night” di Michale TJ Cafe, Jalan Tenggilis Mejoyo, Sabtu malam, 24 Juni 2023.
Sebelum ke Surabaya, Mel Shandy menandai kembali ke jalur musik dengan merilis lagu barunya berjudul Nyanyian Laut pada Agustus 2022. Setelah itu manggung off air di beberapa kota. Diantaranya Sukoharjo, Kuningan, Indramayu, Jakarta.
“Terima kasih kepada Indonesia Satu yang memfasilitasi saya hadir di Surabaya. Beberapa lagu baru dan lagu lama akan saya nyanyikan besok, ” ucap Mel Shandy dalam jumpa pers, Jumat malam, 23 Juni 2023.
Bagi Mel Shandy, Kota Surabaya punya kenangan spesial. Maklum, meski berasal dari Jawa Barat, kariernya sebagai lady rocker Indonesia dia rintis dan meroket dari Surabaya lewat label Logiss Records milik Log Zhelebour.
“Nama saya besar berawal dari Surabaya. Bersama Mas Log. Bahkan, orang-orang mengira saya dari Surabaya. Termasuk di tanah kelahiran saya sendiri, ” ucap Mel Shandy tersenyum.
BACA: Kisah Pria Tulungagung, 25 Tahun Jalani Bisnis Salon Sapi
Mel Shandy yang dikenal pandai membaca Al-Quran itu menyebut Surabaya seperti rumah sendiri. Maklum, dia cukup lama di Kota Pahlawan. Mulai 1989 hingga awal 2000. Kala itu dia dikenal sebagai lady rocker andalan Logiss Records.
“Saya terakhir kali ke Surabaya sebelum pandemi Covid-19. Pada saat itu saya menjadi juri dan bintang tamu di salah satu mal,” kenang istri Dany Sabian tersebut.
Di gelaran “Special Rock Night” nanti, penyanyi yang hits dengan lagu Bianglala serta Ulah Tuan dan Nona tersebut hadir bersama Lady Avisha, rekan duetnya dulu semasa mengikuti Festival Rock se-Indonesia IV pada 1987.
Demi menikmati nostalgia di Kota Pahlawan, Mel Shandy dan Lady Avisha memilih menempuh perjalanan darat dari rumahnya di Bandung menuju Surabaya.
“Kami bersahabat dari kecil. Saya, Mel, Cut Irna, dan Nike Ardilla. Jadi saat ada kesempatan ke Surabaya, kami naik mobil dari Bandung sekaligus tapak tilas perjuangan kami dulu,” ucap Lady Avisha.
Sementara Ketua Komunitas Indonesia Satu, Sastra Harijanto Tjondrokusumo menceritakan kesempatan untuk mendatangkan Mel Shandy ke Surabaya tak lepas dari campur tangan Cut Irna.
“Digagas begitu cepat sekali. Hanya diberi waktu selama lima hari oleh Cut Irna. Saya bukan promotor, cuma fasilitator untuk memberikan wadah bagi teman-teman sesama pemusik, ” ujarnya.
(TOM)