SURABAYA : McDonald's memperkirakan akan mengalami kerugian sekitar 50 juta dolar AS atau Rp710 miliar per bulan akibat penutupan restorannya di Rusia. Penutupan dilakukan perusahaan yang berbasis di Chicago, Amerika Serikat (AS) itu karena invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. McDonald's memiliki sekitar 850 restoran di Rusia, yang sebagian besar dimiliki oleh perusahaan, bukan waralaba.
Karena sebagian besar restorannya di Rusia dan Ukraina adalah milik perusahaan, McDonald's memiliki eksposur yang lebih besar daripada kebanyakan rantai makanan cepat saji AS lainnya dengan lokasi di pasar tersebut. Sebelumnya, McDonald's mendapatkan kritik karena tetap diam menyusul invasi Rusia ke Ukraina hingga akhirnya mereka mengumumkan penutupan restorannya di sana.
CFO McDonald Kevin Ozan mengatakan, perusahaan masih menghitung dampak penutupan restoran di Rusia pada bisnisnya. Namun, McDonald's saat ini memperkirakan akan rugi sekitar 50 juta per bulan, atau kira-kira 5 sen hingga 6 sen per saham. Sebagai perbandingan, McDonald's melaporkan laba bersih kuartal IV sebesar 1,64 miliar dolar AS dan laba per saham 2,18 dolar AS.
Perusahaan telah berkomitmen untuk tetap menggaji sekitar 62.000 karyawan di Rusia selama penutupan operasi restoran. Ozan mengatakan, McDonald's juga akan tetap membayar sewa lokasi, serta biaya rantai pasokan dan biaya lainnya.
Baca juga : Jual Minyak Goreng di Atas HET, 10.000 Toko Online Ditake Down dari Marketplace
"Kami berharap ini bersifat sementara dan kami tentu tidak mengambil keputusan ini dengan mudah, tetapi bagi kami ini adalah tentang melakukan apa yang kami pikir adalah hal yang benar untuk dilakukan, baik untuk bisnis global maupun untuk orang-orang kami secara lokal," kata dia dikutip dari CNBC International, Kamis 10 Maret 2022.
McDonald's telah lama memainkan peran simbolis di Rusia. McDonald's membuka lokasi pertamanya di Uni Soviet 32 ??tahun lalu di Moskow, beberapa bulan sebelum negara itu runtuh. Selain menutup sementara lokasi di Rusia, McDonald's juga telah menutup 108 restoran di Ukraina untuk sementara waktu.
Rusia dan Ukraina bersama-sama menyumbang sekitar 2 persen dari penjualan seluruh sistem McDonald, 9 persen dari laba bersih dan 3 persen dari pendapatan operasionalnya. Perusahaan restoran AS lainnya, seperti Starbucks, Yum Brands, dan Pap John's juga mengikuti jejak McDonald's. Starbucks menyatakan akan menghentikan sementara semua aktivitas bisnis di Rusia dan pemegang lisensi di sana telah setuju untuk menutup semua kafenya untuk sementara.
Seperti McDonald's, Starbucks juga akan menggaji 2.000 pekerja di Rusia meski kafe-kafenya tutup. Sementara Yum Brands mengumumkan menangguhkan semua operasi restoran KFC milik perusahaannya di Rusia dan sedang menyelesaikan kesepakatan dengan pemilik waralaba utama Rusia untuk menghentikan sementara semua operasi restoran Pizza Hut di sana.
Hampir semua dari sekitar 1.050 restoran Yum Brands di Rusia dioperasikan oleh pewaralaba. Adapun Papa John's menyatakan telah menangguhkan semua operasi perusahaan di Rusia, di mana pemegang waralaba utama mengendalikan operasi dan memiliki rantai pasokan untuk restoran. Papa John's saat ini tidak menerima royalti dari lokasi waralaba tersebut.
(ADI)