BANGKALAN: Rumah Sakit Darurat Lapangan Bangkalan (PPKPC-RSDLB) mulai kedatangan pasien covid-19. Sebagian besar pasien datang berasal dari klaster keluarga dan perkantoran.
"Awalnya kebanyakan dari individu dan klaster keluarga. Namun beberapa hari terakhir ini mulai banyak institusi, kampus, perusahaan hingga minimarket yang menjadi klaster baru penyebaran covid-19 dengan jumlah yang cukup banyak," kata Ketua Pelaksana PPKPC-RSLI Radian Jadid di Surabaya.
Sejak sepekan dibuka, RSDLB kini merawat 15 pasien terdiri dari 8 laki-laki dan 7 perempuan. Bahkan, hotline relawan terus dibanjiri permintaan informasi mengenai layanan faskes bagi yang terpapar covid-19.
"Hari ini rencananya akan masuk 15 pasien dari klaster keluarga dan perusahaan. Sudah kita siapkan tempatnya, serta keperluan lainnya," kata Jadid.
BACA: Melonjak, Kasus Aktif Covid-19 di Jatim Jadi 19 Ribu Pasien
Jadid mengatakan walaupun masih 15 orang yang dirawat, namun dari informasi yang masuk ke relawan sudah mengindikasikan akan adanya lonjakan pasien dengan adanya klaster institusi dan perusahaan.
"Setidaknya 15 orang sudah memasukkan daftar untuk masuk siang hari ini," tuturnya.
Saat ini, RSDL Bangkalan memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak 380 bed. Sesuai dengan peruntukannya, RSDLB menerima pasien dengan kriteria OTG (Orang Tanpa Gejala) dan gejala ringan. Semua WNI yang sudah terkonfirmasi positif PCR, berusia di bawah 60 tahun dan mandiri (menjalani rawat sendiri, tanpa bantuan orang lain) dapat langsung masuk, dengan terlebih dahulu mengirimkan foto KTP dan hasil swab positif ke Call Center RSDLB.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang juga masih menjabat sebagai Kepala RSDLB Erwin Astha Triyono mengumpulkan seluruh personel dan memberikan beberapa arahan guna memastikan kesiapan dan keandalan RSDLB.
Dengan sistem yang sudah pernah dibangun, progresnya sudah cukup bagus, harus terus dijaga, termasuk sistem rekam medis pasien.
"Saya minta tolong agar semua urusan administratif personel RSDLB supaya dipenuhi dan diselesaikan sehingga semua bisa bekerja dengan baik dan dapat menjalankan hak dan kewajibannya dengan tenang, serta pemenuhan sarana dan prasarana terutama untuk layanan medis dan kenyamanan pasien," ungkapnya.
(TOM)