Kejar Target Vaksinasi, Pemkot Surabaya Sasar Orang dengan Gangguan Jiwa

Penghuni Liponsos Surabaya menjalani vaksinasi (Foto / Metro TV) Penghuni Liponsos Surabaya menjalani vaksinasi (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Vaksinasi covid-19 di Kota Surabaya kini menyasar Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan penyandang disabilitas. Vaksinasi dua kelompok masyarakat ini digelar untuk mengejar target vaksinasi yang dicanangkan pemerintah. Kegiatan vaksinasi ini digelar di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Keputih sejak Jumat 6 Agustus 2021.

Vaksinasi ini diikuti oleh ODGJ penghuni Liponsos, masyarakat sekitar yang merupakan penyandang disabilitas. "Untuk saudara-saudara kita yang disabilitas sudah kita berikan vaksin Sinopharm," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Sabtu 7 Agustus 2021.

Dia mengatakan, vaksinasi untuk ODGJ masih akan terus dilakukan. Sebab, belum semua ODGJ menerima vaksin dosis pertama maupun dosis kedua. Namun, pelaksanaan vaksin dosis kedua untuk ODGJ, masih harus menunggu ketersediaan vaksin. "Belum semua tervaksin. Kami sambil menunggu vaksin Sinovac dosis kedua sudah habis. Kalau sudah ada kita akan lakukan vaksinasi dosis kedua untuk ODGJ," ucapnya.

BACA JUGA : Viral Kades di Malang Joget Bareng Biduan, Inspektorat Turun Tangan

Mantan Kepala Bappeko itu menambahkan, Pemkot Surabaya berencana melaksanakan vaksinasi untuk anak difabel dengan cara menjemput bola. Petugas akan mendatangi langsung ke setiap Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) untuk memberikan vaksin kepada mereka agar merasa lebih nyaman.

"Kita langsung ke sana saja. Nanti kita datang ke setiap YPAC. Kita akan bagi tim. Jadi biarkan mereka nyaman," katanya.

Berdasarkan data yang dimiliki Pemkot Surabaya, ada sekitar 700 anak disabel yang belum tervaksin. Sementara berdasarkan data dari YPAC, terdapat 4.000 anak yang belum tervaksin. Eri mengaku akan berkoordinasi dengan pengurus YPAC untuk mengetahui berapa jumlah sebenarnya yang belum menerima vaksin.

"Data kita masih 700, sementara dari YPAC 4.000. Tapi kan itu belum tentu semuanya belum divaksin. Jadi, kita minta data ke masing-masing YPAC untuk mendata berapa banyak anak difabel yang belum divaksin," ujarnya.

Sementara itu, Herlina yang merupakan pendamping ODGJ di Liponsos Keputih Surabaya mengaku tidak pernah mengalami kesulitan selama mendampingi ODGJ. Menurutnya, memang diperlukan cara-cara tertentu untuk membujuk mereka agar mau divaksin. "Kita memang harus sabar dan telaten. Kita mandikan, kita pakaikan baju, lalu pakai parfum. Kita juga ajak ngobrol mereka biar mereka merasa nyaman," pungkasnya.

 


(ADI)

Berita Terkait