Terdampak Pandemi, ASN di Banyuwangi Budidaya Anggrek

Beberapa koleksi anggrek yang paling diburu di Banyuwangi (Foto / Metro TV) Beberapa koleksi anggrek yang paling diburu di Banyuwangi (Foto / Metro TV)
BANYUWANGI : Kondisi pandemi covid-19 tak menyiutkan nyali Ika Galih Suryani untuk merintis usaha. Dengan memanfaatkan lahan sempit di rumahnya, warga Perumahan Puri Brawijaya Permai,Banyuwangi ini berhasil membudidaya anggrek.

Berawal dari hobinya menanam tanaman hias, ASN di salah satu kantor di Banyuwangi ini mengubahnya menjadi peluang usaha. Tak sia – sia, dengan memanfaatkan teras rumah yang hanya berukuran 3 X 7 meter ini dia mampu berdikari dengan menjual tanaman anggrek.

Setidaknya terdapat 500 tanaman anggrek ditempatkan di atas rak kayu. Semuanya tersusun dan tertata rapi. Untuk memenuhi permintaan pembeli, terdapat lima belas jenis anggrek. Lima jenis di antaranya, merupakan anggrek spesies Banyuwangi yang banyak terdapat di pegunungan ijen hingga pegunungan raung.

Seperti anggrek merpati (dendrobim crumenatum), anggrek tulang (flickingeria angulata), ekor tupai (rginchostylis retusa), kuku macan (aerides odorata) dan anggrek batu ( kandarireconpiles).

"Semua jenis anggrek spesies lokal ini memiliki ciri khas dengan bunga dominan warna putih dan beraroma," kata Ika.

Bahkan, anggrek hitam kalimantan (coelogyne pandurata) dan anggrek macan (grammatophilium scriptum) juga menjadi koleksi Ika.

"Sementara,sepuluh jenis lainnya merupakan anggrek dendrobium hybrid. Di antaranya kyoshi, sonia, burana jane dan king dragon," terangnya.

Menurut Ika, anggrek tersebut ia jual dengan harga bervariatif mulai dari Rp 75 ribu hingga Rp 150 ribu.

Dalam sehari, tak kurang dari sepuluh pengunjung datang untuk membeli tanaman anggrek.


(ADI)

Berita Terkait