SURABAYA: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda meminta masyarakat Jawa Timur mewaspadai potensi cuaca ekstrem sepekan ke depan dampak masa pancaroba.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan mengatakan berdasarkan analisis kondisi iklim, beberapa wilayah Jawa Timur mulai memasuki masa peralihan atau pancaroba dari musim hujan menuju musim kemarau.
"Kondisi dinamika atmosfer di wilayah Jawa Timur masih signifikan terdapat potensi peningkatan cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam sepekan ke depan," ucap Taufiq, Minggu, 9 April 2023.
Ia mengatakan hasil analisis dinamika atmosfer terkini di wilayah Jawa Timur menunjukkan adanya bibit siklon tropis 98S di Laut Arafuru yang mengakibatkan terbentuknya pola konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur, sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif.
BACA: Ratusan Santri di Jombang Mudik Lebih Awal
"Aktifnya, gelombang atmosfer Rossby dan Madden Julian Oscillation (MJO) secara spasialdi wilayah Jawa Timur yang berpotensi meningkatkan curah hujan," ujar dia.
Taufiq mengatakan hangatnya kondisi perairan Jawa Timur yang menambah suplai uap air semakin banyak ke atmosfer.
"Beberapa wilayah di Jawa Timur yang perlu diwaspadai memiliki potensi cuaca ekstrim yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana hidrometeorologi seperti genangan air, banjir, banjir bandang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi," ucapnya.
Ia mengatakan potensi gelombang tinggi juga patut diwaspadai di beberapa wilayah perairan dengan ketinggian gelombang maksimum antara 1,25 meter sampai dengan 4,25 meter, di antaranya di Perairan Selatan Jawa Timur dan Samudera Hindia Selatan Jawa Timur.
"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi dan selalu memantau informasi terkini berdasarkan citra radar cuaca WOFI melalui laman www.juanda.jatim.bmkg.go.id/radar," ujarnya.
(TOM)