SURABAYA : Anda mungkin masih asing dengan istilah ini. Decluttering berasal dari kata dasar clutter, berarti barang yang disimpan namun sebenarnya tidak menambah manfaat atau tidak ada fungsinya bagi kita. Sementara decluttering adalah kegiatan yang bertujuan untuk menghilangkan barang-barang yang tidak berguna.
Decluttering, kerap dikaitkan dengan gaya hidup yang minimalis. Penerapan kegiatan ini menjadi trend setelah disertakan Marie Kondo dalam tulisannya yang berjudul ‘The Life-changing Magic of Tyding Up’. Misal, wanita identik dengan hobi mengoleksi pakaian, namun saat ingin berpergian, mereka bingung hendak memakai baju apa saking banyaknya. Baju-baju itu terus menumpuk, padahal baju yang lama juga belum tentu di pakai.
Tak hanya baju, tumpukan barang di kamar yang tidak berfungsi juga bisa menambah sempit ruangan. Akibatnya, ruangan akan berantakan dan tidak teratur. Padahal, banyak sekali orang yang bisa merasa stress saat dikelilingi barang tidak berguna. Membereskan kekacauan bisa menjadi bentuk bahwa kita menyayangi diri sendiri dan berusaha merawatnya.
Baca Juga : Parenting Sederhana Kaya Manfaat, Bunda Bisa Coba Ini
Seorang Pendiri dan Penata Professional Urban Organzye, Laura Kinsella, juga mengatakan bahwa decluttering bisa membantu seseorang untuk mengecek diri sendiri, memastikan tujuan hidup, dengan memikirkan apakah barang-barang ini berguna unuk hidup? Apakah barang ini menerminkan gaya hidup kalian? Lebih dalam lagi, tidak melakukan decluttering maka kita membiarkan kekacauan terjadi di hidup kita.
Ada banyak alasan dan manfaat dari kegiatan bersih-bersih satu ini. Pertama, tentu saja untuk menghindari stress. Sesuatu yang berantakan, kacau, atau sesak bisa menyebabkan tekanan, rasa malu, dan kecemasan yang berlebihan. Padahal, rumah atau kamar harusnya menjadi tempat yang nyaman untukmengistirahatkan diri dari penatnya aktivitas di luar, bukannya menambah tingkat stress. Kamar dan rumah yang bersih akan membuat pikiran menjadi lebih segar.
Selain itu, decluttering juga bisa membuat kita menanamkan kebiasaan yang positif dari segala aspek. Misalnya saja dari yang paling sederhana, yaitu membiasakan diri untuk terus merapikan sesuatu yang terlihat berantakan. Lalu meningkatkan kebiasaan hidup disiplin dan gaya hidup yang lebih teratur.
Decluttering juga bisa menjadi ajang donasi. Daripada dibuang, barang-barang yang tidak kalian butuhkan, namun masih sangat layak untu digunakan bisa kalian donasikan kepada badan amal atau mereka yan gmembutuhkan. Ini merupakan salah satu kebiasaan positif yang muncul, yatu berbagi. Karena biasanya,seseorang hanya mau membuang barang yang rusak saja, sedangkan ketika berniat donasi, kita harus memberikan barang yang layak.
Manfaat terpenting dari decluttering adalah melawan gaya hidup yang konsumtif. Bukan berarti setelah membuang barang kita bisa membeli barang baru. Kegiatan bersih-bersih ini akan mengajarkan betapa banyakanya barang yang kita beli hanya didasari oleh nafsu, padahal bukan barang yang benar-benar kita butuhkan
(ADI)