Menikmati Secangkir Kopi Panas di Aliran Sungai Coban Tarzan

Para pengunjung menikmati sensasi ngopi di tengah aliran sungai di lokasi Coban Tarzan, Malang (Foto / Metro TV) Para pengunjung menikmati sensasi ngopi di tengah aliran sungai di lokasi Coban Tarzan, Malang (Foto / Metro TV)

MALANG : Menikmati kopi di kedai atau kafe di kawasan perkotaan sudah terlalu mainstream. Bosan dengan tempat ngopi di situ-situ saja, coba datang ke Malang. Rasakan sensasi seruput kopi di aliran sungai sebuah air terjun berlatar belakang hutan serta sejuknya udara pegunungan.

Lokasi wisata baru ini bernama Kopi Keceh. Tepatnya di Dusun Krajan, Desa Taji, Jabung, Malang. Dari Kota Malang, Kopi Keceh dapat ditempuh menggunakan roda 2 maupun roda 4 ke arah timur selama kurang lebih 1 jam perjalanan.

Penamaan kopi keceh diambil dari bahasa jawa yakni kopi dan keceh yang berarti minum kopi sambil bermain air. Konsep kedai kopi ini memang berbeda dari kafe pada umumnya.

Meja dan tempat duduk ditata berada tepat di aliran sungai jahe, tak jauh dari coban jahe 3 dan coban tarzan. Tak hanya menikmati hangatnya kopi dan panganan khas desa, setiap pengunjung juga dimanjakan dengan keindahan serta kesejukan alam pegunungan.

Syiga Nurul Haq, salah satu pengunjung mengatakan baru pertama kali datang ke Kopi Keceh. Awalnya dia penasaran dengan sensasi yang ditawarkan tempat ini. Lalu ia pun mencoba, hasilnya sangat nyaman.  

"Mengenal masa kecil. Bermain air di sungai. Bedanya ini sambil ngopi. Menarik," katanya.  

Meski sudah dibuka sejak awal pandemi, Kopi Keceh baru ramai dikunjungi wisatawan dalam dan luar malang raya pasca masa new normal pandemi covid-19 pada akhir tahun 2020.

Pihak pengelola memastikan Kopi Keceh buka setiap hari sejak pagi hingga sore. Dengan tiket masuk sebesar 10 ribu rupiah setiap pengunjung bebas mengekspolari seluruh fasilitas yang ada.

"Termasuk berswafoto di aliran sungai, taman bunga dan 2 coban yang ada di balik bukit," kata Pengelola Kopi Kece, Sirojul Hudha.


Hanya saja, musim hujan yang kini masuk fase puncak menjadi alasan utama pihak pengelola membatasi kegiatan wisatawan di aliran sungai sepanjang 100 meter saat hujan turun. Tingginya debit air dipastikan menenggelamkan seluruh meja dan kursi yang terbuat dari kayu.

 


(ADI)

Berita Terkait