MAGETAN : Sejumlah petani di Kabupaten Magetan, Jawa Timur resah akibat pupuk bersubsidi langka dan sulit dicari. Akibatnya, hasil produksi petani terancam menurun hingga 30 persen.
Hal inilah yang dirasakan Tambir, petani di Desa Klagen Gambiran, Kecamatan Maospati. Menurutnya, kelangkaan pupuk bersubsidi sudah terjadi sejak awal tahu lalu, sulitnya mendapatkan pupuk membuat dirinya terpaksa membeli pupuk urea seharga Rp 270 ribu perkarungnya.
"Harganya lebih mahal, padahal harga pupuk bersubsidi hanya dijual seharga Rp 90 ribu perkarungnya," ungkapnya.
Kurangnya penggunaan pupuk membuat hasil produksi menurun, dari seluas lahan 1.400 meter persegi biasanya petani mampu menghasilkan 12,5 kwintal gabah. Kini menurun menjadi 8,5 kwintal gabah pada saat panen atau menurun 4 kwintal dari hasil biasanya.
"Kami berharap kepada pemerintah setempat untuk segera mengatasi kelangkaan pupuk bersubdisi tesebut agar produksi padinya meningkat kembali," terangnya.
(ADI)