SURABAYA: Kesulitan ekonomi bukan menjadi penghalang meraih prestasi. Zahrah Ayu Afifah Febriani menjadi buktinya. Gadis asal Cilegon berhasil menyandang gelar wisudawan Bidikmisi terbaik di Wisuda Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ke-122.
Mahasiswi Departemen Teknik Informatika dengan segudang prestasi ini meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi di ITS. Nilai IPKnya 3,85.
Yang mengejutkan lagi, perempuan yang akrab disapa Zahrah ini ternyata bukan dari keluarga berkecukupun. Bahkan, ayahnya harus menjual ayam demi ongkos sang putri sulung mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Surabaya.
“Alhamdulillah Saya berhasil lolos di pilihan pertama kala itu,” kenangnya.
Zahrah mengaku bahwa kecintaannya pada dunia pemrograman bermula dari kesenangannya menurunkan rumus matematika di bangku sekolah.
“Sebab, konsep berpikir dalam penurunan rumus ternyata diterapkan dalam dunia pemrograman,” tuturnya.
Meski telah resmi menjadi mahasiswa ITS di tahun 2016, Zahrah mengaku harus berkawan dengan keterbatasan fasilitas dan dana. Namun, tetap selalu teguh pada prinsipnya untuk tidak memikirkan kesulitan yang ada.
“Lebih baik beradaptasi dengan keadaan daripada terus menuntut,” ujar Zahrah dikutip dari siaran pers.
Berbekal tekad tersebut, pada 2019, Zahrah berhasil menyabet juara pertama pada ajang PIMNAS In Campus ITS (PIC) setelah memperkenalkan salah satu inovasinya yang bernama Smart Shrimp Counter (SSC).
“SSC adalah kapal tanpa awak yang dirancang untuk membantu petambak udang dalam menghitung banyaknya udang dan memantau kondisi tambak,” paparnya.
Selain itu, Zahrah juga mengaku sempat mengikuti Laboratorium Internship di National Taiwan University of Science and Technology (NTUST) serta magang di Schneider Electric Manufacturing Batam pada 2018 dan 2019 silam. Ia juga aktif menerima jasa pembuatan website dan aplikasi.
“Saya juga sempat mengikuti Gojek Upscale 3.0, sejenis mini-boot camp yang diadakan oleh Gojek,” bebernya.
Tidak hanya itu, Zahrah juga aktif berorganisasi. Pada tahun 2017, pernah menjadi bagian dari Staf Kesejahteraan Mahasiswa (Kesma) Himpunan Mahasiswa Teknik Computer-Informatika (HMTC) ITS.
“Kemudian di tahun 2018, Saya dipercaya menjadi Ketua Kemuslimahan Keluarga Muslim Informatika (KMI) ITS,” ungkap perempuan yang bercita-cita mendirikan sekolah pemrograman untuk anak-anak ini.
Berfokus pada bidang analisis data dan pengembangan perangkat lunak, Ia mengaku sangat bersyukur dapat diwisuda sekaligus mendapat predikat wisudawan bidikmisi terbaik pada Wisuda ITS ke-122.
“Saya juga mengucapkan terima kasih juga kepada para dosen dan teman- teman yang telah banyak membantu perkuliahan saya selama di ITS,” ungkap Zahrah.
Terakhir, lulusan yang mengangkat topik tugas akhir Domino’s Effect Menggunakan Algoritma Greedy dan Struktur Data Tree ini berpesan agar mahasiswa Bidikmisi ITS tidak berhenti berusaha serta berdoa. Sebab, setiap mahasiswa punya kesempatan yang sama.
“Semoga mahasiswa Bidikmisi ITS semakin berprestasi dan tidak ragu untuk menggapai cita-cita,” harap Zahrah.
(TOM)