MOJOKERTO : Puluhan perajin tempe dan tahu di Mojokerto melakukan mogok produksi Rabu 6 Januari 2020. Aksi ini buntut mahalnya harga kedelai di pasaran.
Aksi mogok itu dan terpaksa dilakukan karena biaya produksi yang tinggi, tak sebanding dengan hasil yang didapat. Meski mereka telah mengurangi ukuran tahu dan tempe yang dijual.
"Kalau terus produksi, kami akan menanggung beban kerugian yang cukup besar," kata salah satu pembuat tempe, Paryono.
Mereka mengaku naiknya harga kedelai di pasaran sudah tak wajar lagi. Bahkan, harganya terus melonjak dalam sepekan terakhir. Saat ini, harga kedelai hampir menyentuh harga Rp10 ribu per kilogramnya. Padahal idealnya, kedelai di pasaran Rp6.500 hingga Rp7 ribu perkilonya.
"Kami telah berupaya memperkecil ukuran tahu dan tempe yang dijual tapi tetap saja merugi," terangnya.
Aksi mogok produksi ini akan dilakukan selama tiga hari. Mereka berharap pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga kedelai di pasaran.
(ADI)