MAGETAN : Petani sayur di Kabupaten Magetan, Jawa Timur mengeluh. Harga kubis di pasar lokal anjlok. Hanya Rp1000 per kilonya. Kondisi ini dialami sejumlah petani sayur di Desa Buluharjo, Kecamatan Plaosan, Magetan.
"Harga kubis panen ini terjun bebas. Padahal sebelumnya sekilo bisa sampai Rp 4 ribu," kata Pairan, petani kubis.
Padahal, kubis tersebut dipastikan memilik kwalitas bagus bagus.Dengan harga yang sangat rendah tersebut, membuat petani merugi karena hasil yang didapat tidak sesuai dengan biaya tanam.
"Apalagi, saat ini pupuk bersubsidi langkayang mengharuskan petani membeli pupuk non subsidi," keluhnya.
Para petani berharap adanya perhatian dari pemerintah, agar harga sayur bisa stabil sehingga ekonomi mereka bisa terangkat saat pandemi covid-19 ini.
Kondisi ini berbeda dengan apa yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat melepas ekspor komoditas pertanian berupa 4 kontainer kubis sebesar 25 ton ke Taiwan. Dia mengatakan pangsa pasar buah dan sayuran dunia saat ini masih terbuka lebar.
"Bahkan besaran permintaan pasar akan sayur dan buah lokal masih belum mampu dipenuhi 100 persen petani tanah air," terangnya. Kubis yang diekspor ke Taiwan ini laku terjual di luar negeri dengan nilai kontrak Rp4 ribu per kilogram.
Menurut Syahrul, hingga awal bulan September 2020 ini, total ekspor kubis Malang ke Taiwan sudah mencapai 230 kontainer. Jumlah tersebut diprediksi bakal terus bertambah hingga kisaran 350 kontainer di akhir Desember
Menurutnya, tahun 2019 lalu nilai ekspor sayur dan buah Indonesia ke seluruh negara dunia mencapai Rp6 trilyun. Meski masih dalam kondisi pandemi covid 19 dan sebagian mesar negara dunia mengalami penurunan ekonomi, ia justru mengklaim adanya peningkatan 16 persen di sektor pertanian.
(ADI)