SURABAYA: Jawa Timur memang dikenal sebagai penyumbang atlet nasional terbesar. Namun sayang, prestasi di Pekan Olahraga Nasional terus merosot. Terakhir, di PON XX/Papua, kontingen Jatim hanya menempati peringkat ketiga dibawah DKI Jakarta dan Jawa Barat sebagai juara umum.
Apalagi, sepanjang sejarah perhelatan PON, Jatim sendiri baru dua kali menjadi juara umum. Yakni pada pada 2000 saat Jatim menjadi tuan rumah dan PON 2008 di Kalimantan Timur (Kaltim).
Menyikapi kondisi tersebut, Kelompok Kerja (Pokja) Wartawan KONI-Dispora Jatim berusaha mengupas strategi terbaik agar gelar juara umum tidak lagi lepas dari genggaman dengan menggelar diskusi bertajuk "Menata Strategi Meraih Juara di PON 2024" di Hotel Wyndham Surabaya City Centre pada Kamis 2 Desember 2021.
BACA: 14 Mantan Atlet Jatim Terima Tali Asih, KONI Pusat Acungi Jempol
Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman yang didapuk sebagai keynote speaker mengapresiasi acara tahunan Pokja Wartawan KONI-Dispora Jatim. Melalui diskusi, semua Pengurus Provinsi (Pengprov) masing-masing cabang olahraga (cabor) dapat bahu membahu dengan KONI provinsi dan kota/kabupaten masing-masing untuk membawa Jatim terus berprestasi.
"Acara seperti ini perlu dilaksanakan. Karena dapat menunjukkan tekad kita, bagaimana mengangkat harkat, martabat dan prestasi Jatim serta Indonesia di masa mendatang," jelas Marciano.
Selain itu, mantan Kepala Badan Intelijen Negara tersebut menyampaikan bahwa pentingnya diskusi ini sebagai tolok ukur bagaimana KONI dan pengprov cabor di Jatim dalam melakukan pembinaan olahraga.
Selain dihadiri Marciano, Wakil Ketua Umum KONI Pusat Suwarno juga turut hadir sebagai pembicara. Selain itu, wartawan senior Joko Tetuko dan M. Rakhman selaku Ketua Pengprov PGSI Jatim. Acara diskusi dipandu Ketua Harian KONI Jatim, M. Nabil sebagai moderator.
Pada paparannya, Joko Tetuko menyoroti perlu ada atlet "anak emas". Artinya, negara secara totalitas tidak sekadar kebijakan program. Ditambah saat ini tengah dijalankan penerapan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
"Program-program pembinaan juga perlu anggaran untuk menjadi kebijakan nasional. Sehingga, ketika ditemukan sebagai atlet usia muda (potensial) juga ada jaminan sampai atlet pensiun. Karena jika hanya rencana tidak ada anggarannya, itu omong kosong," beber Joko.
Acara ini mendapat respon positif dari cabor dan para atlet. Mantan pelari andalan Jatim Edy Zakaria bersyukur dengan adanya acara ini yang membuat atlet tetap mendapat perhatian.
"Acungan jempol khusus untuk teman-teman wartawan Pokja KONI-Dispora Jatim. Karena tanpa peran wartawan, tak mungkin bisa mengumpulkan para pengurus untuk urun rembug demi Jatim. Dan juga (nasib) para mantan atlet ini terdeteksi oleh KONI Jatim," katanya.
Sementara itu, Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung mengatakan banyak hal strategis yang bisa dibahas dalam acara diskusi ini. Termasuk paparan Wakil Ketua Umum KONI Pusat, Suwarno dan Djoko Tetuko.
"KONI Jatim sudah mendapat gambaran awal apa yang nantinya harus dilakukan menjelang PON XXI 2024 di Aceh dan Sumatera Utara. Kami banyak terbantu dengan Pokja wartawan KONI Jatim, karena program-program kami bisa tersampaikan kepada masyarakat, " ucapnya.
(TOM)