CLICKS: Salat tarawih disunahkan dilaksanakan secara berjamaah. Namun, boleh juga dilaksanakan secara sendiri. Pelaksanaannya sama dengan salat lain dalam hal syarat dan rukun, hal-hal yang membatalkan, sunah-sunahnya, dan lain sebagainya. Hal yang membedakan hanya niat. Lantas, bagaimana niat salat tarawih sendiri di rumah?
Berikut tata cara salat tarawih 8 rakaat sendiri di rumah:
Niat salat tarawih dilakukan di dalam hati saat takbiratul ihram, yakni saat lisan mengucapkan kalimat takbir, Allaahu akbar.
Bacaan Niat Salat Tarawih Sendiri
“Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati adaan (makmuman/imaman) lillaahi ta’ala.”
Artinya: “Saya berniat salat sunah tarawih dua rakaat menghadap kiblat, tunai sebagai (makmum/imam) karena Allah ta’ala.”
Pelaksanaan Salat Tarawih 8 Rakaat
Melaksanakan salat tarawih 8 rakaat sama saja dengan ketentuan seperti salat biasa, yakni diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Pembagian salat tarawih 8 rakaat, yakni dengan 4 kali salam. Atau setiap dua rakaat dengan satu salam. Kemudian ditutup dengan salat witir dengan rakaat ganjil (bisa satu, tiga atau maksimal 11 rakaat).
Bacaan Niat Salat Witir Sendiri (3 rakaat)
"Ushalli sunnatal witri tsalaasa raka’aatin mustaqbilal qiblati adaan lillaahi ta’ala."
Artinya: "Saya berniat salat sunah witir tiga rakaat dengan menghadap kiblat karena Allah ta’ala."
Bacaan Doa Setelah Salat Tarawih
Pada dasarnya, tidak ada redaksi khusus doa setelah salat tarawih. Bebas berdoa apa saja sesuai yang dikehendaki. Namun, terdapat doa dari para ulama yang biasa dipanjatkan, yaitu doa kamilin.
Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shalâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’i râdlîn. Wa lin na‘mâ’i syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i Muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrin 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dzâlikal fadlu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman.
Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ Muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.
Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui.
Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”
Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Al-Majmu Syarah Muhadzdzab karya Syekh Abu Zakaria Muhyiddin an-Nawawi
(TOM)