Perawat Jatim Desak Pilkada Serentak Ditunda

Perawat dan tenaga medis saat menangani pasien positif covid-19 Perawat dan tenaga medis saat menangani pasien positif covid-19

SURABAYA: Belum meredanya pandemi covid-19,  membuat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) mendesak pemerintah untuk menunda pelaksanaan Pilkada Serentak, 9 Desember 2020.   Gelaran pesta demokrasi itu dikhawatirkan menjadi klaster baru penularan virus korona.

“PPNI  meminta pemerintah tidak memaksakan gelaran Pilkada yang bisa menimbulkan klaster baru penularan virus korona, “ ujar Ketua DPW PPNI  Jawa Timur, Prof Nursalam.   

Ditambahkan Nursalam,  hingga saat ini  pandemi covid-19 di sejumlah daerah belum mereda. Jumlah pasien terkonfirmasi positif terus meningkat setiap hari. Termasuk dari tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya.

“Penularan covid-19 dalam Pilkada nanti bisa terjadi terjadi melalui cap jempol dari tangan pemilih atau joga lainnya, seperti masih adanya kerumunan dan pelanggaran protokol kesehatan lainnya, “ ujarnya.

 Untuk jumlah perawat di Jatim yang menjadi korban covid-19, Nursalam  menyatakan  ada 1.454 perawat terkonfirmasi positif covid-19  dan 29 lainnya meninggal dunia. Total di Jawa Timur ada 48. 963 perawat.

“Jumlah itu bisa jadi bertambah karena belum semua kabupaten dan kota menyampaikan laporan data terbaru perawat yang terpapar covid-19, “ ujar Nursalam  

Sedangkan data dari Satgas covid-19 Pemprov Jatim, hingga saat ini  jumlah pasien covid-19 di Jatim mencapai 47.894 orang. Sebanyak 3.485 pasien diantaranya meninggal dunia.

 


(TOM)

Berita Terkait