SURABAYA: Pemerintah Kota Surabaya menyebut mayorintas wali murid tak mengizinkan anaknya ikut pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. Alasannya karena mereka khawatir anaknya terpapar covid-19.
"Untuk yang siswa SD sudah lebih banyak wali murid yang menyetujui, persentasenya sebesar 9,2 persen. Untuk SMP baru sekitar 6,4 persen wali murid yang mengizinkan anaknya mengikuti PTM, sisanya belum mengizinkan," kata Kepala Dispendik Surabaya, Supomo, di Surabaya, Jawa Timur, Rabu, 1 September 2021.
Supomo menjelaskan, persentase itu diketahui setelah Dispendik Surabaya mengirimkan surat ke wali murid, total 115.000 siswa SMP di Surabaya. Hasilnya diketahui bahwa wali murid SMP dominan tak setuju anaknya ikut PTM.
Sementara persentase wali murid tertinggi yang mengizinkan anaknya mengikuti PTM datang dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), yaitu 50,2 persen. Lalu, hanya sekitar 0,5 persen wali murid dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP).
BACA: Nasdem Gelontor Lumajang 2.000 Dosis Vaksin
"Kami sudah meminta kesediaan kepada wali murid dalam bentuk surat pernyataan, kalau anaknya diperkenankan untuk mengikuti PTM atau tidak," ujarnya.
Supomo mengaku tidak khawatir masih sedikitnya wali murid yang mengizinkan putra-putrinya untuk ikut PTM terbatas. Menurutnya, hal ini terjadi karena banyak wali murid yang masih memantau situasi terkini pandemi covid-19, dan ingin melihat terlebih dahulu bagaimana jalannya PTM terbatas.
"Saya kira nanti ketika anak-anak yang lain sudah belajar dan mereka merasa nyaman dan aman, saya kira nanti mereka akan menyusul atau menyetujui anaknya megikuti PTM,” ujarnya.
PTM di Surabaya akan mulai digelar pada pekan depan, tepatnya Senin, 6 September 2021. Kapasitas maksimal ruang kelas hanya 25 persen, ini sesuai dengan arahan dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
"Bahwa Pak Wali sampaikan masing-masing ruangan kapasitasnya 25 persen dulu, sembari melihat perkembangan pandemi covid-19,” ujarnya.
(TOM)