NGAWI : Meski dipastikan menjadi calon tunggal pada pilkada Ngawi 2020. Namun langkah pasangan Ony Anwar-Dwi Rianto Jatmiko untuk memenangkan kontestasi itu belum tentu berjalan mulus. Apalagi jika kandidat lain yang gagal melenggang ke pencalonan bupati dan wakil bupati memilih untuk memperjuangkan bumbung kosong.
Pasangan tunggal tersebut harus memastikan kemenangannya dengan memperoleh suara minimal 50 persen plus satu suara. Sedangkan, salah satu calon kandidat yang gagal maju juga masih belum menentukan arah dukungan.
Hal ini disampaikan, Nuri Karimatunnisa bakal calon wakil bupati yang gagal lolos pendaftaran bakal pasangan calon pilkada Ngawi. Dia mengaku masih belum memutuskan apakah menjadi oposisi atau koalisi mendukung pasangan yang didukung oleh sepuluh partai itu.
"Belum ada putusan, kami masih berkoordinasi," terangnya.
Nuri mengaku, saat ini pihaknya masih intens menjalin komunikasi dengan Jumirin, pasangannya saat memperjuangkan tiket cabup-cawabup Ngawi. Dia juga terus melakukan konsolidasi dan koordinasi dengan timnya di lapangan. Nuri mengklaim dirinya sudah memiliki tim relawan yang mencapai 85 persen dari jumlah RT se Kabupaten Ngawi.
"Kami rembukan dulu dengan tim bagaimana langkah selanjutnya," terangnya.
Perempuan yang mengaku sebagai keponakan presiden RI ke empat kh. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu bakal melaksanakan apa yang menjadi keputusan tim relawan. Nuri tidak menampik jika banyak yang menginginkannya menjadi bagian oposisi dan terus memperjuangkan bumbung kosong pada pilkada nanti.
"Banyak yang mendukung jadi oposisi saja. Namun belum ada keputusan," terangnya.
Saat ini nuri mengaku kembali kepada aktivitas rutinnya yakni sebagai pendidik di salah satu sekolah swasta juga kembali rutin dikegiatan keagamaan dan panti asuhan sebagai pengurus muslimat pada usaha swastanya.
(ADI)