LUMAJANG : Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang memastikan embun upas (frost) tidak berbahaya bagi tanaman maupun ekosistem sekitar. Pasalnya embun es tersebut hanya muncul beberapa saat dan akan mencair begitu terkena sinar matahari. Kabid Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi menuturkan, embun upas merupakan fenomena tahunan. Embun es biasa muncul di kawasan wisata Bromo Tengger Semeru (BTS) saat musim kemarau.
"Kalau cuaca ekstrem dan suhu 0 atau bahkan minus atau 0 sampai 5 derajat celsius, itu pasti muncul embun es. Ini tidak berbahaya. Sebab, akan mencair sekitar pukul 09.00-10.00 WIB," kata Wawan Hadi, Senin 2 Agustus 2021.
Wawan mengatakan, embun upas biasa menyelimuti tanaman-tanaman yang ada di kawasan BTS. Dari laporan yang diterima dan observasi di lapangan munculnya fenomena frost ini terjadi di kawasan Ranupani, Kabupaten Lumajang. "Untuk sementara di Ranupani. Saya sudah jaring komunikasi dengan relawan di Argosari, pasro Jambe, nihil. Untuk sementara di Ranupani," katanya.
BACA JUGA : Bromo Membeku, Begini Penampakannya
Kemunculan es yang menyelimuti tanaman ini diakuinya juga tidak merusak ekosistem. Sebab es biasanya bakal mencair ketika waktu menunjukkan pukul 09.00-10.00 WIB. "Tanaman warga nggak apa-apa. Nggak masalah. Itu sebentar. Pagi jam 9-10 ada matahari, hilang lagi sudah. Mencair lagi," ujar dia.
Bahkan, sejumlah warga juga kata Wawan juga tak mempermasalahkan. Sebab, fenomena itu merupakan hal yang biasa dan terjadi setiap tahun saat puncak musim kemarau. "Itu hilang sendiri, cuma tetap kita beri imbauan kepada warga, yang jelas di Ranupani, di ketinggian itu, 2.000-an Mdpl. Sudah tahu apa yang harus dilakukan. Minimal jaga kesehatan. Apalagi, sekarang ini dengan pandemi dan musim cuaca seperti ini hal seperti itu. Tolong ditingkatkan kewaspadaan dan hati-hati," katanya.
(ADI)