Kejati Jatim Buka Rumah Restorative Justice di Ubaya

Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur bersama Universitas Surabaya (Ubaya) membuka Rumah Restorative Justice (RJ) (Foto/Istimewa) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur bersama Universitas Surabaya (Ubaya) membuka Rumah Restorative Justice (RJ) (Foto/Istimewa)

SURABAYA : Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur bersama Universitas Surabaya (Ubaya) membuka Rumah Restorative Justice (RJ) sebagai salah satu trobosan dalam upaya penegakan hukum. Saat ini, Kejati sudah memiliki 6 rumah RJ di universitas di Jatim.

Kepala Kejati Jatim, Mia Amiati mengatakan rumah RJ sudah ada di 38 kota yang ada di Jatim sebagai salah satu upaya Kejaksaan dalam penanganan RJ yang ada di berbagai tempat di Jatim. Dalam penanganan RJ, Mia menekankan tidak adanya mens rea atau tidak adanya niat melakukan tindak kejahatan.

"Selama ini omah RJ juga sudah masuk kedalam sekolah umum serta sekolah luar biasa, dimana langkah ini agar orang tua tidak dengan mudah memenjarakan guru dalam mendidik anak mereka," ungkap Mia, Senin 13 Maret 2023.  

Mia menjelaskan perkembangan hukum di Indonesia semakin lama semakin berkembang. Dengan adanya penegakan hukum RJ, Kejaksaan sebagai bidang penuntutan. "Jadi kami bisa melihat terlebih dahulu pelaku tindak pidana memiliki niat tersendiri atau bahkan tidak pernah terlihat kasus sebelumnya jadi penegakan hukum secara RJ bisa dilakukan," ungkapnya.

baca juga : Polisi Tetapkan 9 Tersangka Kasus Kematian Santri Bangkalan

Dengan dibukannya Omah Rembuk Adhyaksa di Ubaya, Mia berharap mahasiswa Fakultas Hukum dari Ubaya bisa belajar langsung dalam penanganan perkara RJ di Jatim. "Jadi selama ini hanya melakukan simulasi, nanti Kejari Surabaya akan melakukan sidang RJ di Ubaya agar mahasiswa bisa melihat langsung," ungkap Mia.

Sementara itu, Rektor Ubaya Dr. Ir. Benny Lianto, MMBAT mengatakan adanya omah Rembuk Adhyaksa menjadi salah satu trobosan yang dilakukan Ubaya dengan Kejaksaan. Dimana perkembangan hukum di dunia akan semakin berkembang pesat.

"Kita bisa melihat di China dimana penduduknya lebih banyak dibandingkan dengan penjaranya, jadi dari sana kita bisa melihat apa saja yang dilakukan di China yang menahan para pelaku kejahatan berat yang di penjara dan yang kejahatan ringan bisa diselesaikan seperti RJ ini," terang Benny.

Melalui Rumah RJ, Benny ingin mahasiswanya bisa mendapatkan ilmu baru dalam penanganan perkara. "Jadi dari RJ ini kita bisa menegakkan hukum dari sisi kemanusiaan," pungkasnya.


(ADI)

Berita Terkait