"Es-Cede", Kursi Cerdas Disabilitas Inovasi UM Surabaya, Ini Kegunaannya

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bersama Rektor UM Surabaya, Sukadiono, meninjau inovasi kursi cerdas yang digunakan mahasiswa difabel, Abdul Halim, saat mengikuti vaksinasi lantatur di kampus setempat (Foto / Metro TV) Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi bersama Rektor UM Surabaya, Sukadiono, meninjau inovasi kursi cerdas yang digunakan mahasiswa difabel, Abdul Halim, saat mengikuti vaksinasi lantatur di kampus setempat (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Unit Layanan Disabilitas (ULD) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya memperkenalkan inovasi kursi cerdas untuk mahasiswa difabel. Kursi tersebut dilengkapi dengan roda dan kursi layaknya motor listrik. Tak hanya itu, kursi pintar ini juga dilengkapi dengan meja lipat untuk membantu dalam perkuliahan.

Ketua Unit Layanan Disabilitas UM Surabaya Idham Choliq menjelaskan inovasi tersebut diluncurkan sebagai fasilitas kuliah mahasiswa berkebutuhan khusus. Kursi cerdas yang diberi nama Es-Cede ini merupakan produk modifikasi dan mendapatkan support dari Kemendikbudristek melalui program bantuan dana inovasi pembelajaran dan teknologi bantu (teknologi asistif) untuk mahasiswa berkebutuhan khusus.

Kursi tersebut rencananya akan diproduksi untuk para mahasiswa disabilitas, terutama tuna daksa."Jika sudah layak digunakan dan nyaman digunakan mahasiswa difabel akan diproduksi massal. Apalagi mahasiswa difabel di kampus dari berbagai tingkat lebih dari 10. Terutama yg kesulitan mobilitas. Ada tuna daksa dan tuna grahita juga," ujarnya.

Inovasi kursi cerdas tersebut mendapat apresiasi dari Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. "Apresiasi setingginya kepada UM Surabaya yang telah memperhatikan temen-temen disabilitas. Kita kasih nama Es-Cede ya, agar mudah diingat," ujar Eri dalam sesi kunjungan ke beberapa pos Vaksinasi UM Surabaya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga secara langsung membuka kesempatan kepada dua orang disabilitas alumnus beasiswa disabilitas jurusan Ilmu Hukum UMSurabaya untuk bisa menjadi pekerja di unit kerja di bawah pemerintah kota setempat.

"Untuk mas Halim dan mas Diksa karena baru lulus nanti akan saya beri pekerjaan. Karena mereka lulusan ilmu hukum, nanti mereka bisa bekerja sesuai dengan disiplin ilmu mereka," tutur Eri.

Sementara itu, Rektor UMSurabaya Sukadiono mengungkapkan rasa terima kasih atas apresiasi dan support pemerintah kota Surabaya atas kelancaran proses vaksinasi. Selain itu, ia juga apresiasi atas komitmen wali kota untuk menjadikan kota Surabaya ramah difabel dengan berbagai kebijakannya yang visioner.

"Terima kasih pak Eri atas support yang diberikan. Kami berkomitmen untuk selalu bisa berkolaborasi dengan pemerintah kota. Salah satunya komitmen pemerintah kota terhadap pendidikan inklusi," ujar Sukadiono.  


(ADI)

Berita Terkait