Dosen Unej Kenalkan Ternak Lele dengan Alat Serba Otomatis

Foto dok. Dosen FIB Unej Ddik Suharijadi ketika menjelaskan penggunaan alat otomatis untuk pakan dan penggantian air (ANTARA/HO-Humas Unej) Foto dok. Dosen FIB Unej Ddik Suharijadi ketika menjelaskan penggunaan alat otomatis untuk pakan dan penggantian air (ANTARA/HO-Humas Unej)

Jember: Dosen Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (Unej), Didik Suharijadi, memperkenalkan inovasi pemanfaatan lingkungan dengan beternak lele menggunakan alat otomatis.

"Ide ini datang seorang dosen senior Program Studi Sastra Indonesia yang memiliki inisiatif memanfaatkan gentong bekas properti taman yang tidak dipakai untuk budidaya ikan," kata Didik Suharijadi dikutip dari Antara, Jumat, 24 Mei 2024.

Menurutnya, ide tersebut berhasil dan gentong dimanfaatkan sebagai wadah ternak lele dengan sistem otomatis untuk pemberian pakan dan penggantian air.

"Panen pertama membuat para dosen lebih semangat, kemudian mulai terpikir menambahkan otomatisasi penggantian air dan pemberian pakan, agar pada hari libur pemberian pakan dan penggantian air tetap berjalan," tuturnya.

Didik menjelaskan bahwa ia memiliki program untuk menumbuhkan budaya inovatif dan memiliki perangkat bahasa yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan para ahli di bidang lain.

"Di Unej itu kan banyak ahli, tinggal bagaimana kreatif memanfaatkan teknologi yang berlimpah itu. Nah mahasiswa juga dapat mempelajarinya, dari praktisnya maupun korpus istilahnya," katanya.

Dalam proyek inovatif ini, Didik menerapkan teknologi otomasi untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi budidaya lele, meminta petunjuk dari dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unej yang lebih ahli dalam teknologi tepat guna.

"Kebetulan dengan menggunakan alat sederhana dapat mengajari mahasiswa untuk belajar bagaimana menggunakan alat sederhana sehingga menjadi sebuah kreativitas yang bernilai tinggi," katanya.

Ia menjelaskan bahwa ternak ikan lele ini telah berjalan selama kurang lebih tujuh bulan dengan dua periode panen, setiap satu kali panen membutuhkan waktu tiga setengah bulan.

"Jadi satu periode tanam benih butuh tiga setengah bulan. Di bulan ketiga sudah mulai menyicil panen, karena pertumbuhan ikannya tidak selalu sama," ujarnya.

Sistem otomatisasi pakan memberikan pakan tiga kali sehari untuk mencegah ikan menjadi kanibal karena selalu kenyang. Pemberian pakan diatur menggunakan timer pada pukul 07.00 WIB, 15.00 WIB, dan 01.00 WIB.

Selain itu, alat yang digunakan dalam ternak ikan lele termasuk gentong, panel surya, timer, baterai, besi bekas, dan wadah pakan dari kemasan makanan bekas.

“Melalui pemanfaatan lingkungan, ternak lele itu dapat memberikan beberapa manfaat, salah satunya membiasakan mahasiswa untuk berkomunikasi, mengasah keterampilan menggunakan bahasa untuk mengemas berbagai pengetahuan dari berbagai ahli bidang lain untuk turut melancarkan penyebaran teknologi tepat guna, sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.

Dengan ternak itu diharapkan tidak hanya menghasilkan panen ikan lele saja, tetapi juga dapat menjadi objek akademik bagi para mahasiswa berbagai disiplin ilmu.

'Silakan mahasiswa sastra mempelajari peristilahannya, mahasiswa teknik memberi masukan penyempurnaan otomasinya, mahasiswa peternakan mengkaji efisiensinya, mahasiswa sosial ekonomi mengaji peluangnya sebagai ikhtiar ekonomi masyarakat urban," terangnya.

 


(SUR)

Berita Terkait