SURABAYA : Sudah tak zamannya lagi pengenalan kampus untuk mahasiswa baru dilakukan dengan cara dibentak-bentak hingga aksi perpeloncoan. Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya) justru memiliki cara yang edukatif dan kreatif. Panitia mengadopsi film Squid Game untuk mengenalkan kampus mereka. Film ini jadi buah bibir setelah menjadi salah satu film terlaris saat ini di Netflix.
Alur cerita flim yang dibuat UMSurabaya itu memang terinsiparasi Squid Game. Film ini menceritakan tentang mahasiswa baru yang harus berjuang untuk menuju perhelatan pengukuhan. Diceritakan ratusan mahasiswa baru menerima undangan aneh untuk bertanding dalam permainan anak-anak, dan hanya ada dua mahasiswa yang gigih dan mampu menyelesaikannya.
"Kami sengaja membuat film ini sehingga mudah diterima mahasiswa baru. Namun yang tak kalah penting, kami ingin menunjukkan pengenalan kampus tak harus diwarnai aksi perploncoan. Kami mengedepankan kretifitas," Kata Ketua Pelaksana penguhukan mahasiswa baru, Agus Budiman, Senin 4 Oktober 2021.
Agus mengatakan produksi pembuatan film tersebut menggunakan protokol kesehatan yang ketat. Para pemain harus dipastikan sudah menerima vaksin dua kali dan menjalani swab sebelum produksi. Sesi breafing-pun harus full menggunakan masker dan jaga jarak.
Baca Juga : Mantabkan PTM, Untag Surabaya Simulasi Perkuliahan Hybrid
Selain membuat film, pengukuhan mahasiswa baru ini juga diisi dengan berbagai agenda. Selain pidato oleh para tokoh-tokoh nasional hingga aksi kolektif menulis surat digital untuk presiden. Caranya, 2.058 mahasiswa baru akan mengirim surat digital untuk Presiden melaluia sistem yang sudah dibuat kemudian dipost dalam medsos masing-masing.
"Surat tersebut berisi harapan dan optimisme untuk Indonesia maju," tandas Agus.
Sementara itu, Rektor UMSurabaya, Sukadiono menjelaskan acara pengenalan lingkungan kampus yang disebut MOX (Mastama, Ordik dan Expo UKM) puncaknya diselenggarakan pada 4 Oktober 2021 ini. Acara sudah berjalan, bebas dari perploncoan dan mengedepankan kreatifitas hingga belajar mandiri melalui metode sinkronus dan asinkronus, serta melalui berbagai macam agenda yang kreatif serta social project.
"Alhamdulillah acara berjalan lancar, 2.058 mahasiswa baru mengikuti secara tertib dan lancar. Dengan digitalisasi semuanya jadi bisa terkontrol. Semoga ke depannya akan lahir generasi-generasi juara," Ujar Sukadiono.
(ADI)