SURABAYA: Tak semua usaha kecil dan menengah gulung tikar di masa pandemi covid-19 ini. Justru ada yang mendapatkan berkah. Salah satunya adalah perajin peti mati.
Sejak adanya pandemi covid-19, pesanan pembuatan peti mati justru meningkat. Setiap hari, 10 hingga 15 peti mati dipesan untuk kebutuhan pemakaman pasien covid-19.
Seperti pengakuan Samsul Arifin, salah satu perajin peti mati dari Rangkah, Kecamatan Tambaksari, Surabaya. Sejak ada pendemi keuntungan yang diraih berlipat.
"Setiap hari ada pesanan 10 hingga 15 peti mati dan itu harus siap kirim, " ujar Samsul
Wajar jika permintaan peti mati meningkat. Sebab, jumlah pasien covid-19 yang meninggal di Surabaya dan Jatim terus melonjak setiap hari. Prosesi pemakaman harus memakai protokol kesehatan. Salah satunya wajib menggunakan peti mati.
Sejak dua bulan terakhir, omzet yang dihasilkan Samsul mencapai puluhan juta rupiah. "Setiap satu peti mati, keutungan Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Sedangkan bahan-bahan sudah disediakan dari pengepul, " ujarnya.
Bisnis pembuatan peti mati ini, lanjut Samsul juga membantu teman-temannya di Komunitas Bonek, pendukung Persebaya, yang kesulitan mencari pekerjaan akibat pandemi covid-19.
"Awalnya hanya satu orang yang membantu. Sekarang sudah ada tujuh orang. Sebelumnya mereka hanya bekerja sebagai tukang serabutan musiman yang bekerja di proyek, " ujarnya.
Meski terlihat sederhana, peti mati ini sudah sesuai standar protokol covid-19. Termasuk ketebalan bahan multiplek sekitar 18 milimeter. Untuk memenuhi target pesanan, para perajin peti mati harus bekerja ekstra mulai pukul 08.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Dalam pengerjaan peti mati, mereka berbagi tugas. Mulai dari pemotongan bahan, perakitan, pengecatan, hingga tahap akhir finishing. Selama pandemi covid-19 mereka sudah menyelesaikan hingga 300 lebih peti mati.
(TOM)