Blustoper, Robot Medis Bantu Terapi Jari Penderita Stroke

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jusuf Wibisono menunjukkan cara kerja blustoper (Foto / Metro TV) Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, Jusuf Wibisono menunjukkan cara kerja blustoper (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya menciptakan alat medis berbentuk robot yang menyerupai tangan. Inovasi yang diberi nama blustoper (bluetooth sensor tool post stroke helper) ini berfungsi sebagai alat terapi jari tangan bagi penderita stroke yang mengalami gangguan gerak motorik.

Inovasi alat medis ini diciptakan karena seringkali penderita stroke mengalami gangguan gerak motorik. Seperti sulit berjalan atau menggerakkan tangan. Sehingga, pasien stroke harus mendapatkan terapi rehabilitasi agar bisa kembali mengontrol fungsi tubuhnya dengan baik.

"Bentuknya menyerupai tangan. Inovasi blustoper ini dibuat untuk membantu terapi jari bagi penderita stroke," kata Ketua Tim Bulstoper Universitas Muhammadiyah Surabaya, Rafly Basyara Al Faizan.

Sedangkan untuk terapisnya menggunakan sarung tangan yang sudah dipasang sensor. Sehingga, setiap gerakan yang dibuat terapis akan diikuti robot tangan yang dipakai pasien.

"Saat melakukan terapi stroke dengan alat ini pasien akan dibantu oleh terapis untuk dapat kembali mengontrol fungsi gerak tubuhnya. Dengan alat ini, pasien dan terapis juga bisa mengurangi kontak. Sehingga sangat efektif jika digunakan saat pandemi covid-19," terangnya.

Meskipun masih perlu penyempurnaan inovasi blustoper karya mahasiswa ini mampu meraih berbagai prestasi di ajang internasional, bersaing dengan 20 negara.  Selain blustoper mahasiswa kedokteran juga menciptakan karya inovasi lainnya setiap tahun.

"Salah satunya goldarhes atau alat tes golongan darah otomatis yang mampu meraih medali emas dalam berbagai kompetisi internasional," kata Dekan Fakultas Kedokteran UM Surabaya, Jusuf Wibisono.

Menurutu Jusuf, inovasi blustoper ini akan dikembangkan lebih lanjut. Terutama untuk penambahan daya baterai yang sebelumnya menggunakan powerbank menjadi daya tanam. Selain itu bentuk tangan dikembangkan agar bisa digunakan bagi semua ukuran tangan.

"Sehingga dapat membantu kebutuhan alat inovasi di bidang kesehatan dan teknologi," pungkasnya.


(ADI)

Berita Terkait