PROBOLINGGO: Pasca tiga kali diterjang banjir kiriman, kondisi pekampungan dua desa di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur sangat memprihatinkan. Tumpukan lumpur memenuhi jalan dan rumah hingga tidak bisa ditempati.
Dari pantuan di lokasi, tumpukan pasir dan lumpur setinggi 1,5 meter merendam rumah warga di perkampungan di Desa Dringu dan Desa Kedung Dalem, Kabupaten Probolinggo.
Akibatnya, banyak warga yang lebih memilih meningalkan rumahnya karena sudah tidak bisa ditinggali lagi. Sedangkan untuk membersihkan sendiri tidak memungkinkan karena timbunan lumpur sudah menggunung.
"Seluruh perabotan rumah dan pakaian sudah tidak bisa diselamatkan. Bajir setinggi 1,5 meter, " keluh Heppy, salah satu korban banjir.
Heppy berharap pemerintah setempat agar segera membangun kembali tanggul sementara. Sebab, jika tanggul tidak segera dibangun banjir pasti akan terjadi lagi.
"Di sepanjang aliran sungai dringu saat ini sudah banyak tanggul yang jebol, " ucapnya.
Sementara Wulan, salah satu koran banjir yang rumahnya dekat dengan tanggul mengatakan saat ini kondisi rumah warga sudahdipenuhi timbunan lumpur.
"Banyak warga yang memilih mengungsi membiarkan rumahnya dalam keadaan tertimbun lumpur. Kami harap bantuan kepada pemerintah setempat untuk membersihkan timbunan lumpur, " harapnya.
Sementara berdasarkan data dari BPBD Probolinggo, banjir yang melanda pada Senin malam 8 Maret 2021, berdampak pada 5.692 jiwa. Rinciannya, di desa Kedungdalem terdapat 1.764 jiwa, Desa Dringu 2.641 jiwa, Desa Kalirejo 1.059 jiwa dan di Desa Tegalrejo sebanyak atau 228 jiwa.
Jumlah ini meningkat jika dibanding dampak banjir sebelumnya yang hanya berdampak pada sekitar 4.405 jiwa di dua desa, yakni Desa Kedungdalem dan Desa Dringu.
(TOM)