PONOROGO : Di era digital seperti sekarang rupanya masih ada aktifitas jual beli dengan sistem barter yang berlaku di masyarakat. Seperti di Ponorogo, Jawa Timur sejumlah pedagang minuman kopi keliling berjualan dengan dibayar menggunakan gabah.
Sudarsono misalnya. Warga warga Desa Pijeran, Kecamatan Siman ini setiap hari berkeliling menjajakan dagangannya berupa minuman kopi serta bermacam jajanan. Namun bukan berkeliling di permukiman, bapak dua anak ini berjualan di sekitar areal persawahan.
Hal ini dilakukan karena target pembeli adalah warga yang tengah memanen padi. Bermacam minuman yang ia jual antara lain, kopi hitam, kopi susu, teh, serta minuman jahe. Selain itu juga disediakan bermacam jajanan seperti tahu, tempe dan gorengan lainnya.
Sudarsono berjualan dengan sistim barter ini sudah sejak empat tahun lalu. Caranya, ia mendatangi warga yang tengah memanen padi di sawah. Lalu ia menawari minuman maupun jajanan. Jika pembeli berminat, Darsono lalu membuatkan minuman sesuai permintaan pembeli. Tidak ada tarif yang tentukan Darsono.
"Bayaran berupa gabah sesuai pemberian pemilik sawah. Seiklhasnya, saya tidak pernah mematok segenggam pun saya terima," katanya.
Bayaran gabah tersebut biasanya diberikan setelah proses panen selesai. Darsono mengaku memilih jual beli secara barter ini karena tidak memiliki lahan pertanian.
"Selain itu, kegiatan ini juga sudah dilakukan turun temurun," ujar Sudarsono.
Dia mengatakan jualan minuman yang dilakukannya ini hanya dilakukan saat musim panen saja. Dalam sehari darsono mendatangi tiga hingga empat lokasi panen padi. Gabah yang ia dapat lalu dikumpulkan untuk dimakan bersama keluarga dan sebagian dijual untuk kebutuhan yang lain.
"Selain saya ada lima orang yang juga berjualan dengan sistem barter dilingkungan ini," pungkasnya.
(ADI)