Pabrik Batalkan Kerjasama, Petani Tembakau Ngawi Pusing

Selain tempat penjualan, ulat daun mengancam panen tembakau petani Ngawi (Foto / Metro TV) Selain tempat penjualan, ulat daun mengancam panen tembakau petani Ngawi (Foto / Metro TV)

NGAWI : Petani tembakau di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pusing. Sebab memasuki masa panen kali ini mereka belum menemukan pembeli untuk tembakaunya. Pabrik rokok langgangan sementara memutus kerjasama akibat pandemi covid-19. 

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Ngawi, Sojo mengatakan pada masa tanam ke dua tahun ini permasalahan selain serangan hama ulat juga dalam pemasaran hasil panen tembakau. Karena biasanya ada pembelian dari pabrik rokok sampoerna melalui mitranya PT. Sadana Arif Nusa. 

"Namun akibat pandemi covid-19 ini sementara dibatalkan (kerjasama,red) dan tidak lagi membeli hasil tembakau karangjati," terangnya.

Berdasar data dari APTI Ngawi untuk luasan tanaman tembakau di Kabupaten Ngawi ada sekitar 1.300 hektar yang tersebar di wilayah Kecamatan Karangjati, Padas, Pangkur Kasreman, Paron, Kedunggalar dan Sine.  

"Dari luasan 1.300 hektar karena terdampak banjir pada Agustus kemarin dapat mengalami penurunan sekitar 200 hektar. Sedangkan untuk biaya produksi tembakau sekitar Rp 35 juta termasuk sewa lahan,"terangnya. 

Dari jumlah itu menghasilkan sekitar 2 ton per hektar dalam kondisi normal atau jika ditaksir harga Rp 30 ribu perkilogram atau mampu menghasilkan sekitar Rp 60 juta. Namun dengan kondisi saat ini, kemungkinan harga tembakau akan anjlok.

Petani tembakau hanya berharap kepada pemerintah daerah melalui dinas terkait untuk ikut membantu dalam proses pemasaran hasil panen tembakau. Bagi petani berapapun harganya untuk saat ini tidak masalah jika memang harus anjlok.
 


(ADI)

Berita Terkait