Mentan Lepas Ekspor Kubis ke Taiwan

 Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengecek kualitas kubis yang hendak diekspor ke Taiwan (Foto / Metro TV) Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengecek kualitas kubis yang hendak diekspor ke Taiwan (Foto / Metro TV)

MALANG : Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor komoditas pertanian berupa sayur kubis ke Taiwan. Besarnya pangsa pasar dunia menjadi salah satu alasan bagi para petani  terus meningkatkan total produksi. Sekaligus sebagai pemenuhan ketahanan pangan dalam negeri. 

Pelepasan ekspor tersebut dilalukan di Desa Wonorejo, Poncokusumo mentan. Sebanyak 4 kontainer berisikan masing-masing 25 ton sayur kubis diekspor ke Taiwan. Sayuran kubis manis yang berasal dari Tulungagung dan Malang ini laku terjual di luar negeri dengan nilai kontrak Rp4 ribu per kilogram.

"Hingga awal bulan September 2020 ini, total ekspor kubis Malang ke Taiwan sudah mencapai 230 kontainer. Jumlah tersebut diprediksi bakal terus bertambah hingga kisaran 350 kontainer di akhir Desember," kata Syahrul. 

Menurutnya, tahun 2019 lalu nilai ekspor sayur dan buah Indonesia ke seluruh negara dunia mencapai Rp6 trilyun. Meski masih dalam kondisi pandemi covid 19 dan sebagian mesar negara dunia mengalami penurunan ekonomi, ia  justru mengklaim adanya peningkatan 16 persen di sektor pertanian. 

"Kami pastikan pangsa pasar buah dan sayuran dunia saat ini masih terbuka lebar. Bahkan besaran permintaan pasar akan sayur dan buah lokal masih belum mampu dipenuhi 100 persen petani tanah air," terangnya.  

Sutarmi, salah seorang petani menyebutkan permintaan kubis dari Taiwan memang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Menurutnya, setiap bulan ia mampu mengirim 18 kontainer ke negara di kawasan Asia Timur tersebut. 

"Tahun depan negara juga ikut meminta kiriman kubis buah-buahan dan sayuran jenis lainnya dari Malang," katanya. 

Selain melepas ekspor, dalam kesempatan itu Syahrul juga menyerahkan secara simbolis bantuan kredit bagi petani, kelompok tani dan koperasi sayur di Malang. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara percepatan pemenuhan kebutuhan sayur dan buah dunia termasuk pemantapan ketahanan pangan dalam negeri. 


(ADI)

Berita Terkait