PACITAN: Harga kedelai yang membumbung tinggi tidak membuat pengusaha tahu-tempe di Pacitan, Jawa Timur berhenti. Mereka tetap nekat berproduksi meski tidak mendapatkan untung sama sekali.
Musiran, salah satu pengusaha tahu asal Desa Jatigunung, Kecamatan Tulakan, Pacitan mengakui jika dalam kondisi dilematis semenjak harga kedelai naik. Sebab, usahanya hampir tidak mendapatkan untung sama sekali.
“Jumlah produksinya menurun drastis dari semula mencapai tiga kuintal kedelai dalam sehari, kali ini hanya menghabiskan satu kuintal saja, “ ujarnya, Kamis 8 Januari 2020.
Untuk menutupi kekurangan, Musiran terpaksa menaikkan harga ampas tahu dari Rp 12.500 menjadi Rp 15 ribu. Sementara potongan tahu sedikit diperkecil dari ukuran sebelumnya, namun harga jualnya sama.
“Dengan cara ini saya juga belum bisa dapat untung. Tapu kami tetap memutuskan memilih berproduksi demi mempertahankan pelanggan dan tiga orang karyawan agar bisa terus bisa bekerja, “ ucapnya.
Seperti diketahui, kenaikan harga kedelai mulai terjadi sejak beberapa minggu terakhir . Dari semula Rp 6 ribu kini menjadi Rp 20 ribu rupiah perkilogramnya. Sementara Pacitan bukan daerah penghasil kedelai sehingga harus mendatangkan dari daerah lain.
(TOM)