MAGETAN : Akibat curah hujan tinggi, hektaran tanaman tembakau di Desa Getasanyar, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan terancam rusak. Air hujan membuat mutu daun tembakau menurun.
“Hujan membuat mutu tembakau menurun dan rusak, apalagi menjelang panen sehingga harga jual menjadi murah,” kata salah satu petani tembakau Kasdi, Kamis 1 Juli 2021.
Dia mengaku terancam merugi puluhan juta rupiah, akibat mutu daun tembakaunya terus menurun hingga terancam layu dan mati. Selain itu daun menjadi tipis akibat bulu-bulu yang berfungsi sebagai perekat terbawa air hujan.
“Akibat curah hujan tinggi membuat daun menjadi tipis, bulu bulunya larut terbawa air hujan. Otomatis daun menjadi tipis dan kurang bagus, harga jual pun murah,” ceritanya dengan kesal.
Bila hujan terus turun setiap hari tanaman tembakau lama kelamaan bisa layu dan mati. Otomatis petani merugi puluhan juta rupiah. “Harga tembakau saat ini hanya Rp 4 ribu hingga Rp 5ribu perkilogramya. Tidak sebanding dengan biaya garap dan biaya perawatan saat ini. Kami bisa untung bila harga tembakau di atas Rp 6 ribu hingga Rp 7ribu,” ucapnya.
Petani tembakau di Magetan mengaku saat ini hanya bisa pasrah, mereka tidak bisa menyelamatkan tanamanya dari fenomena cuaca hujan yang diluar prediksi ini. “Semoga curah hujan masuk musim kemarau saat ini bisa normal,” harapnya.
Selama ini Kabupaten Magetan tercatat sebagai sentra tembakau di wilayah Jawa Timur. Tembakau varietas andong riwis yang biasa ditanam petani setempat ini dikirim ke sentra tembakau Kabupaten Temanggung dan Parakan dan diakui sebagai tembakau terbaik nomer dua di Indonesia.
(ADI)