SURABAYA : Sebanyak 66 mahasiswa Unusa lolos program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Mereka dinyatakan lolos untuk dua kategori kegiatan, masing-masing sebanyak 29 mahasiswa dalam program magang dan studi independen bersertifikat, dan 37 mahasiswa lolos program Kampus Mengajar.
Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengasah dan mendapatkan kemampuan, pengetahuan serta sikap di dunia industri dengan cara bekerja dan belajar secara langsung dalam proyek atau permasalahan riil. Pengalaman belajar di luar perguruan tinggi selama lebih dari 16 minggu hingga 24 minggu.
Mahasiswa yang lolos akan menjalani magang bersertifikat di perusahaan yang sudah dipilih. Dari kegiatan itu, mahasiswa bisa menimba ilmu dan pengalaman berkerja di dunia usaha dunia industri (DUDI). "Jadi mahasiswa bisa semakin siap jika sudah lulus dengan pengalaman berkerja magang di perusahaan yang sudah dipilih," kata Direktur Akademik, Kemahasiswaan (Akamawa) dan Perpustakaan Unusa, Umdatus Soleha.
Mahasiswa yang lolos sebelumnya melalui tahap seleksi, setelah lolos seleksi ada beberapa perusahaan yang juga melakukan tes tersendiri. Mahasiswa yang lolos dalam program ini berasal dari berbagai program studi. Nantinya mahasiswa yang lolos program ini akan memperoleh nilai magang bersertifikat yang akan dikonversikan kedalam mata kuliah yang mereka tempuh.
Baca juga : Dua Mahasiswa Untag Desain Mesin Pemotong Keripik
"Sehingga mahasiswa bisa menyelesaikan studinya dengan baik meskipun ikut program ini," ungkapnya.
Umdatus berharap mahasiswa bisa memperoleh ilmu langsung dari para ahli di DUDI, sehingga mahasiswa akan memiliki pengalaman bekerja setelah lulus. Sementara untuk program Kampus Mengajar, mahasiswa yang lolos akan terjun langsung untuk mengajar ke sekolah yang sudah menjadi tujuan.
“Di tengah pandemi saat ini, pemilihan lokasi sekolah disesuaikan dengan domisili mahasiswa yang berhasil lolos. Jadi mahasiswa ini bisa mengajar di seluruh Indonesia karena memang lokasinya disesuaikan tempat tinggal mahasiswa," jelasnya.
Mahasiswa yang lolos dalam program Kampus Mengajar terdiri dari prodi D4 Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) sebanyak 8 orang, S1 Kesehatan Masyarakat sebanyak 9 orang, S1 Manajemen 2 orang, S1 PG PAUD sebanyak 2 orang, dan S1 PGSD sebanyak 16 orang.
Lolosnya mahasiswa yang bukan dari pendidikan guru, kata Umdatus memberi penilaian, adalah hal itu cukup bagus, sehingga mahasiswa bisa mengembangkan softskill dalam hal mengajar anak sekolah dasar (SD) atau sekolah menengah pertama (SMP). "Mereka akan mendapatkan ilmu baru dalam proses pembekalan sebelum mereka turun di lapangan," ucapnya.
Ke-37 mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar akan menjalani pembekalan sebelum turun untuk mengajar di sekolah yang dituju. "Melalui pembekalan mereka bisa mengimplementasikan ilmu yang didapatkan di kampus ke sekolah yang akan mereka tuju nantinya," jelasnya.
Disinggung apakah pembelajaran di sekolah yang dituju berlangusng online atau offline, Umdatus menjelaskan, sekolah yang dituju yang akan menentukan. Bisa online atau offline atau keduanya.
Dengan lolosnya mahasiswa ini, Umdatus berharap mahasiswa Unusa bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas. "Jadi ilmu mereka bisa digunakan terlebih di tengah pandemi saat ini sebagai salah satu upaya mencegah virus corona di sekolah yang mereka ajar," pungkasnya.
(ADI)