Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono, di Surabaya, Kamis, mengatakan bahwa penyelesaian pembahasan raperda tersebut merupakan upaya untuk menyelesaikan tanggungan pekerjaan sebelum masa bakti legislator periode 2019-2024 berakhir.
"Agar tidak ada lagi tanggungan pembahasan, termasuk raperda dan persoalan lainnya, kami berkomitmen memaksimalkan dan mengefisienkan kinerja,"kata Adi dikutip dari Antara, Jumat, 5 Juli 2024.
Cak Awi menjelaskan bahwa Raperda RPJPD ini mencakup kajian detail setiap langkah dan arah pembangunan Kota Surabaya untuk 20 tahun mendatang.
"Perkembangan di Surabaya ini sangat dinamis dan majemuk jadi luar biasa," ujarnya.
Ia berharap bahwa seluruh rancangan regulasi tersebut bisa menjadi pedoman bagi pemerintah kota dalam mewujudkan kemajuan Surabaya melalui pembangunan berkelanjutan.
"Ada catatan dari DPRD, misalnya pendidikan, penanggulangan banjir, dan kemiskinan di Surabaya seperti apa ke depannya supaya menjadi proyeksi," tambahnya.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyatakan bahwa RPJPD tersebut berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan RPJPD Jawa Timur.
Salah satu komponen penting dalam pembangunan Kota Surabaya 20 tahun ke depan adalah perekonomian.
"Ada banyak hal, seperti kaitan RPJPD dengan produk domestik regional bruto (PDRB) tertinggi 2024 Rp2,1 triliun," katanya.
Di bidang kesehatan, pemkot berencana membangun rumah sakit dan di sektor pendidikan akan menambah jumlah sekolah dasar dan sekolah menengah pertama.
"Untuk penambahan sekolah kami nanti bahas bersama Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), rencananya di wilayah utara," ucapnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya, Irvan Wahyudrajad, menyebutkan bahwa ada delapan misi pembangunan yang diusung, yaitu transformasi sosial yang inklusif, transformasi ekonomi, super-hub megapolitan Jawa Timur, tata kelola pemerintah yang responsif, stabilitas wilayah, ketahanan sosial dan budaya, pengembangan dan integrasi kawasan periferal dan hinterland dengan pusat pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan keberlanjutan lingkungan.
"Visinya 'Surabaya Kota Dunia yang Maju, Humanis, dan Berkelanjutan," ujar Irvan.
(SUR)